Akses karya seni dalam produksi dan distribusinya sangat mudah di era teknologi massa sekarang ini dengan bantuan komputer, smartphone, dan internet. Mudahnya aksesibilitas terhadap karya seni semakin didukung dengan keberadaan aplikasi seperti Instagram, Twitter, Tiktok, Youtube, dan lain-lain yang berperan sebagai media platform publik bagi masyarakat. Kondisi di mana seni menjadi produk massal dianggap sudah kehilangan aura oleh Walter Benjamin karena keberadaan teknologi massa yang menghilangkan originalitas karya seni. Maka apakah masih ada aura pada karya seni di era kontemporer? Dengan menggunakan metode analisis kritis penulis hendak memaparkan bahwa aura dalam karya seni, penulis menemukan pandangan Benjamin ini condong pada persoalan eksklusivitas, masih dapat hadir pada karya seni era kontemporer. Dalam memaparkannya, penulis akan menggunakan salah satu fenomena karya seni media sebagai konteks seni kontemporer dan menjelaskan konsep aura sebagai aspek nilai yang lahir dari pengalaman estetis subjek. Dilanjutkan dengan penjelasan bagaimana hadirnya pengalaman estetis ketika subjek ‘bertemu’ dengan karya seni media, yang akan dicontohkan dengan fanart sebagai salah satu bentuk seni media. Kemudian penulis akan menggunakan teori filsafat persepsi Bence Nanay untuk membangun argumen dalam menjawab pertanyaan tersebut, di mana ia menekankan pentingnya fokus perhatian subjek ketika bertemu dengan karya seni sehingga dapat menghadirkan pengalaman estetis sebagai aura.
The access to artwork in its production and distribution is very easy in today's era of mass technology with the help of computers, smartphones and the internet. The easy accessibility to artworks is increasingly supported by the existence of applications such as Instagram, Twitter, Tiktok, Youtube, and others that act as a media platform for public. Today’s artworks, when artworks become mass products, is considered to have lost its aura by Walter Benjamin. It is because of the existence of mass technology which eliminates the originality of works of art. Therefore, is there still aura in contemporary artworks? By using a critical analysis method, the author wants to explain that the aura of artwork, the author found that Benjamin's view was leaning towards the issue of exclusivity, can still be present in contemporary artworks. In delivering it, the writer will use media art phenomenon as the context of contemporary art and explain the concept of aura as an aspect of value that is present from the subject’s aesthetic experience. Then proceed with an explanation of how the presence of aesthetic experience when the subject 'meets' with media art, which will be exemplified by fanart as a form of media art. Afterwards, the author will use the theory philosophy of perception by Bence Nanay to build the arguments in answering these questions, where he stresses the importance of focusing the subject's attention when meeting artworks so that it can bring out aesthetic experiences as aura.