UI - Tugas Akhir :: Kembali

UI - Tugas Akhir :: Kembali

Perbandingan penggunaan Office Histeroskopi dengan Histerosalpingografi (HSG) untuk Menilai Patensi Tuba pada Pasien Infertilitas di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo = Comparison of the Use of Office Hysteroscopy with Hysterosalpingography (HSG) to Assess Tubal Patency in Infertility Patients at Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital

Nessyah Fatahan; Omo Abdul Madjid, examiner; Situmorang, Herbert, supervisor; Yudianto Budi Saroyo, examiner; Achmad Kemal Harzif, examiner; Mila Maidarti, examiner (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023)

 Abstrak

Latar Belakang : Karena rumitnya etiologinya, infertilitas merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang paling sering diabaikan. Menurut penelitian epidemiologi, penyakit tuba fallopi menyumbang 40% dari kasus infertilitas, sehingga pemeriksaan tuba fallopi menjadi langkah wajib dalam pemeriksaan subfertilitas. Karena kemampuannya untuk melihat dan menangani patologi intrakaviter, histeroskopi di klinik menjadi kebutuhan dalam pemeriksaan subfertilitas tingkat lanjut. Beberapa penelitian telah menunjukkan bukti bahwa prosedur ini mampu menilai patensi tuba dengan akurasi yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan histeroskopi di klinik dalam penilaian patensi tuba dibandingkan dengan histerosalpingografi.
Tujuan: Untuk mengevaluasi akurasi office histeroskopi dalam penilaian patensi tuba
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan dari Januari 2021 hingga Mei 2023, melibatkan 26 subjek yang menjalani prosedur histeroskopi untuk pemeriksaan subfertilitas. Patensi tuba dievaluasi dengan uji gelembung (uji Parryscope) dan pengukuran perubahan jumlah cairan di kavum Douglas setelah histeroskopi. Pada semua subjek, histerosalpingografi selanjutnya dilakukan sebagai metode standar. Hasil penilaian patensi tuba dengan histeroskopi dan histerosalpingografi dievaluasi untuk nilai kesesuaian dan kappa, sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif. Perbandingan tingkat nyeri selama prosedur dan gejala pasca prosedur juga dianalisis.
Hasil : Kesesuaian antara dua modalitas dalam menilai patensi tuba adalah 67% (sedang) dengan nilai kappa 0,28 (cukup). Office histeroskopi menghasilkan lebih sedikit rasa sakit dan insiden nyeri punggung bawah dan perut kembung pasca-prosedur yang lebih kecil.
Kesimpulan: Office Histeroskopi memiliki akurasi yang cukup untuk menilai patensi tuba dibandingkan dengan histerosalpingografi dengan rasa sakit minimal dan tidak ada efek samping yang serius.

Background: Due to the intricacy of its etiology, infertility is one of the most overlooked reproductive health problems. According to an epidemiological research, tubal diseases account for 40% of infertility cases, prompting examination of the fallopian tubes as a mandatory step in subfertility work up. Due to its capacity to see and treat intracavitary pathologies, office hysteroscopy has become a necessity in advanced subfertility work up. Several studies have shown evidence that this procedure is able to assess tubal patency with inconsistence accuracy. This study is aimed to evaluate the use of office hysteroscopy in tubal patency assessment in comparison to hysterosalpingography.
Objective: To evaluate the accuracy of office hysteroscopy in tubal patency assessment
Method: This study is a cross-sectional study that was conducted from January 2021 to May 2023, involving 26 subjects who underwent office hysteroscopy procedure for subfertility work up. Tubal patency was evaluated by bubble test (Parryscope test) and measuring changes in fluid amount in pouch of Douglas after office hysteroscopy. In all subjects, hysterosalpingography was subsequently performed as a standard method. The result of tubal patency assessment by office hysteroscopy and hysterosalpingography was evaluated for their agreement and kappa values, sensitivity, specificity, positive predictive value, and negative predictive value. A comparison of pain level during procedure and post-procedure symptoms was also analyzed.
Results: The concordance between two modalities in assessing tubal patency was 67% (moderate) with a kappa value of 0.28 (sufficient). Office hysteroscopy generated less pain and smaller incidence of post procedure lower back pain and abdominal bloating.
Conclusion: Office hysteroscopy has a sufficient accuracy for assessing tubal patency compared to hysterosalpingography with minimal pain and no serious side effect.

 File Digital: 1

Shelf
 SP-Nessyah Fatahan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tugas Akhir
No. Panggil : SP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xiv, 62, ilustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
SP-pdf 16-25-66571991 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920551077
Cover