Motherhood Penalty, sebuah isu global yang menyebabkan kesulitan finansial bagi perempuan akibat menjadi ibu, lazim terjadi di negara-negara maju dan bahkan lebih mungkin terjadi di negara-negara berkembang. Implikasi ekonomi dari penalti ini di Indonesia mengkhawatirkan, karena partisipasi perempuan yang terbatas dalam angkatan kerja menimbulkan bahaya bagi kesiapan negara menuju Generasi Emas 2045. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan dalam penelitian dengan menyelidiki dampak negatif dari motherhood terhadap berbagai aspek pasar tenaga kerja di Indonesia. Studi ini memeriksa probabilitas perempuan untuk tetap bekerja, prospek mereka dalam mendapatkan posisi di sektor formal, penghasilan mereka, upah bagi mereka yang bekerja, dan pendapatan bagi mereka yang bekerja secara mandiri. Penelitian ini memperluas investigasinya dengan tidak hanya memeriksa upah. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana dampak negatif terhadap perkembangan karier seorang perempuan sepanjang periode sebelum dan setelah kelahiran anak pertamanya, serta untuk setiap anak berikutnya. Penelitian ini menggunakan data dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) dan menggunakan model regresi panel fixed effect. Temuan menunjukkan bahwa perempuan Indonesia terutama menghadapi motherhood penalty saat mereka keluar dari angkatan kerja setelah melahirkan anak pertama mereka. Hambatan utama yang dihadapi oleh perempuan ini adalah proses yang sulit untuk kembali ke pasar tenaga kerja setelah keluar. Selain itu, terdapat efek antisipasi sebelumnya terhadap perkembangan karier seorang perempuan akibat menjadi ibu, yang menjadi nyata beberapa tahun sebelum melahirkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia menghadapi penalti ganda terkait motherhood. Penalti awal muncul setelah kelahiran anak pertama dan berlanjut dalam jangka panjang. Selanjutnya, mereka mengalami penalti tambahan dengan setiap anak berikutnya.
The Motherhood Penalty, a global issue affecting women's financial difficulties due to motherhood, is prevalent in developed countries and is even more likely to occur in developing nations. The economic implications of this penalty in Indonesia are concerning since the limited participation of women in the workforce presents a danger to the country's readiness for the Golden Generation of 2045. This study seeks to address a gap in research by investigating the negative impacts of motherhood on many aspects of the labor market in Indonesia. The study examines the probability of women remaining employed, their prospects of securing positions in the formal sector, their earnings, the pay of those who are employed, and the income of those who are self-employed. The study expands its investigation beyond merely examining wages. This study aims to examine the extent of the negative impact on a woman's career progression throughout the period before and after the birth of her first child, as well as for each subsequent child. The study utilizes data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) and employs a panel fixed effects regression model. The findings show that Indonesian women mainly face a motherhood penalty as they exit the workforce after giving birth to their first child. The primary obstacle encountered by these women is the challenging process of returning to the labor market after leaving. Moreover, there is a prior anticipation effect on a woman's career progression due to becoming a mother, which becomes evident several years before giving birth. The study indicates that Indonesian women face a double penalty related to motherhood. The initial penalty arises after the birth of the first child and continues over the long term. Furthermore, they experience further penalties with each subsequent child.