Penelitian ini membahas tentang transformasi Gang PU, dari kawasan kriminalitas menjadi sentra industri di Bandar Lampung pada tahun 2000-2015. Bermula dari wilayah yang sepi dan rawan kriminalitas, kemudian pada tahun 2007 Gang PU, terletak di Kelurahan Segalamider, Kecamatan Tanjungkarang Barat diresmikan sebagai “Kawasan Sentra Industri Keripik” di Kota Bandar Lampung. Maka, penelitian ini ingin melihat perkembangannya hingga menjadi kawasan yang produktif dan dapat dijadikan sebagai referensi atau wawasan bagi wilayah lain dalam menjadikan kawasan yang lebih produktif. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang berisi heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Temuan penting dalam penelitian ini adalah adanya dampak yang dihasilkan dari program transmigrasi di Lampung sejak awal mulanya pada tahun 1905 dan terus dilanjutkan pada pemerintahan setelahnya, kemudian tingginya tingkat kriminalitas, salah satunya adalah begal di Gang PU, dan peran para pedagang keripik yang mengubah Gang PU menjadi kawasan sentra industri.
This research discusses the transformation of Gang PU, from a crime-ridden area to an industrial center in Bandar Lampung between 2000 and 2015. Starting as a deserted and crime-prone area, in 2007 Gang PU, located in Segalamider Village, Tanjungkarang Barat District, was inaugurated as the "Crackers Industrial Center" in Bandar Lampung City. Therefore, this study aims to examine its development into a productive area and can be used as a reference or insight for other regions in making their areas more productive. This study uses a historical method that includes heuristics, verification, interpretation, and historiography. The key findings of this study are the impact of the transmigration program in Lampung since its inception in 1905 and continued by subsequent governments, the high level of crime, one of which is mugging in Gang PU, and the role of chip traders in turning Gang PU into an industrial center.