UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Implementasi Konsep Akad Murabahah di Bank X Syariah Terhadap Konsekuensi Pemenuhan Asas-Asas Akad = Implementation of the Murabahah Agreement Concept at Bank X Syariah Towards the Consequences of Fulfillment of the Principles of the Agreement

Alif Muhammad Ardani; Yeni Salma Barlinti, supervisor; Neng Djubaedah, supervisor; Gemala Dewi, examiner; Wirdyaningsih, examiner; Munthe, Abdul Karim, examiner (Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024)

 Abstrak

Jual beli diatur dalam al-Qur’an dan hadits. Jual beli harus memperhatikan ketentuan rukun dan syarat jual beli. Murabahah, salah satu bentuk jual beli dimana penjual menetapkan keuntungan yang disepakati oleh pembeli. Murabahah mengikuti rukun dan syarat jual beli. Adanya peralihan kepemilikan barang yang diperjualbelikan dari penjual kepada pembeli. Salah satu syarat yang harus dipenuhi penjual saat akad adalah penjual wajib memiliki barang. Apabila salah satu rukun tersebut tidak dilaksanakan akad murabahah menjadi tidak sah (bathil). Penulisan ini menganalisis implementasi konsep akad murabahah pada bank x syariah dengan meninjau dari segi norma hukum agama dan norma hukum positif di Indonesia. Dalam akad pembiayaan murabahah, Bank x syariah bertindak sebagai penjual sedangkan nasabah bertindak sebagai pembeli. Namun pelaksanaan akad murabahah, bank x syariah tidak memiliki barang, bank x syariah tidak dapat menunjukkan bukti kepemilikan barang yang sah menurut hukum. Sehingga salah satu rukun dan syarat akad murabahah tidak terpenuhi, menyebabkan akad tersebut tidak sah secara syariat. Pelaksanaan akad wakalah dan akad murabahah dilakukan secara bersamaan dengan penyerahan barang tidak langsung oleh pemasok kepada nasabah bukan dari bank x syariah, hal tersebut bertentangan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional mengenai Murabahah. Kedudukan bank syariah menurut UndangUndang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan mengenai Bank Syariah, sebagai lembaga pelayanan jasa menghimpun dan menyalurkan dana bukan penjualan barang. Bank x syariah belum sepenuhnya menerapkan asas-asas akad yang diatur dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), seperti Asas kebebasan berkontrak dalam hal memberikan kesempatan bagi nasabah untuk menentukan bersama terkait klausul akad. Asas kesetaraan dalam hal mengenai kewajiban hanya dibebankan kepada nasabah selaku pembeli namun tidak berlaku bagi bank sebagai penjual, dan Asas keterbukaan dalam hal bank syariah menetapkan keuntungan namun tidak disertai rincian dasar yang menjadi perhitungan keuntungan, selain itu penetapan keuntungan ditetapkan terlebih dahulu sebelum pembeli melihat kualitas barang serta Asas saling menguntungkan dalam hal barang tidak miliki bank setelah ditandatanganinya Akad wakalah.

Buying and selling is regulated in the Qur'an and hadith. Buying and selling must pay attention to the provisions of the pillars and conditions of buying and selling. Murabahah, a form of buying and selling where the seller determines the profit agreed upon by the buyer. Murabahah follows the pillars and conditions of buying and selling. There is a transfer of ownership of the goods being traded from the seller to the buyer. One of the conditions that must be met by the seller during the contract is that the seller must own the goods. If one of these pillars is not implemented, the murabahah contract becomes invalid (bathil). This paper analyzes the implementation of the murabahah contract concept at Bank X Syariah by reviewing in terms of religious legal norms and positive legal norms in Indonesia. In the murabahah financing contract, Bank x syariah acts as a seller while the customer acts as a buyer. However, the implementation of the murabahah contract, bank x syariah does not own the goods, bank x syariah cannot show proof of ownership of goods that are valid according to law. So that one of the pillars and conditions of the murabahah contract is not fulfilled, causing the contract to be invalid in sharia. The implementation of the wakalah contract and the murabahah contract is carried out simultaneously with the delivery of goods indirectly by the supplier to the customer not from bank x syariah, this is contrary to the Fatwa of the National Sharia Council regarding Murabahah. The position of Islamic banks according to Law No. 4 of 2023 concerning Development and Strengthening of the Financial Sector regarding Islamic Banks, as a service institution for collecting and distributing funds, not selling goods. Bank x sharia has not fully implemented the principles of the contract regulated in the Compilation of Sharia Economic Law (KHES), such as the principle of freedom of contract in terms of providing opportunities for customers to determine together related to the contract clause. The principle of equality in terms of obligations is only imposed on customers as buyers but does not apply to banks as sellers, and the principle of openness in terms of Islamic banks determining profits but not accompanied by basic details that become profit calculations, besides that the profit determination is determined before the buyer sees the quality of the goods and the principle of mutual benefit in terms of goods not owned by the bank after the signing of the wakalah agreement.

 File Digital: 1

Shelf
 T-Alif Muhammad Ardani.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xii, 94 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-pdf 15-25-03719495 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920550033
Cover