Praktik pemberian makanan pada bayi dan anak masih belum memenuhi standar WHO, meskipun telah banyak dilakukan edukasi. Beragam faktor seperti suku, budaya serta informasi digital mempengaruhi pilihan ibu dalam pemberian MPASI di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pilihan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-23 bulan di sepuluh suku di Indonesia. Desain penelitian ini adalah survei potong lintang dengan teknik pengambilan sampel consecutive. Sebanyak 443 ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan dari 13 kota yang mewakili 10 suku terbesar di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner elektronik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, suku ibu, penghasilan keluarga, perilaku ibu, dan kepercayaan/ tradisi ibu dengan pilihan ibu dalam pemberian MPASI pada bayi usia 6-23 bulan di Indonesia. Berbagai sumber informasi pengetahuan gizi seperti keluarga, buku, teman, internet, pelatihan dan sumber lainnya juga berhubungan signifikan dengan pilihan ibu dalam pemberian MP ASI. Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pilihan ibu dalam pemberian MP ASI di sepuluh suku di Indonesia yaitu perilaku ibu, kepercayaan/ tradisi ibu dan sumber informasi dari internet. Simpulan yang didapat adalah faktor personal, interpersonal dan faktor sosial mempengaruhi pilihan ibu dalam pemberian MPASI. Oleh karena itu, kampanye mengenai pentingnya pemberian MPASI harus fokus pada kepercayaan lokal serta pemanfaatan teknologi internet dan media sosial untuk meningkatkan pemahaman dan praktik pemberian MPASI oleh ibu.
Feeding practices for infants and young children still do not meet WHO standards, despite extensive education efforts. Various factors such as ethnicity, culture, and digital information influence mothers' choices in providing complementary feedin g. This study aims to identify the factors related to mothers' choices in providing complementary feeding for infants aged 6-23 months across ten ethnic groups in Indonesia. This cross-sectional survey employed a consecutive sampling technique. A total of 443 mothers with children aged 6-23 months from 13 cities representing the ten largest ethnic groups in Indonesia participated in this study. Data were collected using electronic questionnaires. The results showed significant associations between mothers’ education, ethnicity, family income, mothers’ behavior, and mothers' beliefs/traditions with mothers' choices in providing complementary feeding. Various sources of nutritional knowledge, such as family, books, friends, the internet, training, and other sources, also significantly influence mothers' choices in providing MPASI. Multivariate analysis identified that the most dominant factors associated with mothers' choices in providing complementary feeding across the ten ethnic groups in Indonesia are mothers' behavior, beliefs/traditions, and information sources from the internet. The conclusion is that personal, interpersonal, and social factors influence mothers' choices in providing complementary feeding. Therefore, campaigns on the importance of complementary feeding need to focus on local beliefs and the use of internet technology and social media to enhance mothers' understanding and practices of complementary feeding.