Beberapa tahun terakhir modifikasi nanopartikel terus dilakukan. Mulai dari pembuatan nanopartikel konvensional dengan menggunakan reagen-reagen kimia sebagai sumber basa, reduktor maupun
Capping Agent sampai kepada perkembangan
Green Synthesis dengan bantuan ekstrak tanaman. Ekstrak tanaman yang digunakan adalah Daun bidara dengan kandungan metabolit sekunder, seperti Alkoloid sebesar 7,8%. Alkoloid berfungsi sebagai sumber basa lemah dalam proses pembentukan nanopartikel dalam metode sol-gel. Penggunaan logam oksida utama adalah ZnO. Pemilihan ZnO karena logam oksida tersebut memiliki sifat fotokatalitik yang baik. Namun, kekurangannya adalah memiliki
Band Gap energy yang tinggi sehingga sinar yang dapat diserap adalah panjang gelombang UV. Modifikasi yang dilakukan adalah perlakuan
Doping terhadap logam oksida tersebut dengan menggunakan Energi SmCrO
3. SmCrO
3 tersebut memiliki
Band Gap energy yang cukup rendah, yaitu 1,74 eV sehingga setelah ZnO dikompositkan oleh SmCrO
3 menjadi nanokomoposit ZnO/SmCrO
3 mengalami penurunan energi celah pita menjadi 2,00 eV yang telah dikonfirmasi dengan adanya kaakterisasi UV-Vis DRS. Nanokomposit tersebut telah dikarakterisasi menggunakan
X-Ray Diffraction (XRD),
Scanning Electron Microscopy (SEM), dan
Fourier Transform Infra-Red (FTIR),
spektrofotmeter Uv-Vis, dan
Transmission Electron Microscopy (TEM) yang memberikan hasil karakterisasi diantaranya ukuran partikel rata-rata sebesar 78,4 nm. Ukuran tersebut membuktikan bahwa nanokomposit memiliki ukuran di rentang nanometer. Pengujian aktivitas fotokatalitik nanokomposit ZnO/SmCrO
3 yang telah dilakukan, menghasilkan persen degradasi tertinggi dibandingkan dengan fotokatalis ZnO maupun SmCrO
3, yaitu sebesar 92,51%.
In recent years, the modification of nanoparticles has continued. Starting from the production of conventional nanoparticles using chemical reagents as sources of bases, reducers, and capping agents, to the development of Green Synthesis assisted by plant extracts. The plant extract used is the Ziziphus mauritiana leaf extract, which contains secondary metabolites, such as alkaloids at a rate of 7.8%. Alkaloids function as weak bases in the sol-gel process for nanoparticle formation. The main oxide used is ZnO. The choice of ZnO is due to its good photocatalytic properties. However, its main drawback is having a high band gap energy, which means it can only absorb UV light. The modification done is doping the oxide with SmCrO3 energy. SmCrO3 has a relatively low band gap energy of 1.74 eV. After combining ZnO with SmCrO3 to form the ZnO/SmCrO3 nanocomposite, the band gap energy was reduced to 2.00 eV, which was confirmed by UV-Vis DRS characterization. The nanocomposite was characterized using X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscopy (SEM), and Fourier Transform Infra-Red (FTIR), UV-Vis spectrophotometer, and Transmission Electron Microscopy (TEM), which provided results such as an average particle size of 78.4 nm. This size confirms that the nanocomposite is within the nanometer range. The photocatalytic activity test of the ZnO/SmCrO3 nanocomposite produced the highest degradation percentage compared to ZnO and SmCrO3 photocatalysts, which is 92.51%.