Penelitian ini menganalisis penggambaran skema perilaku masyarakat Jepang yaitu, konsep honne dan tatemae dalam film Call Me Chihiro (2023). Selanjutnya, penelitian akan mengaitkan penggambaran tersebut dengan wacana penanggulangan isu kesepian dan pengasingan diri (isolasi) melalui perspektif teori persona dan shadow dari Carl Gustav Jung. Penelitian ini berfokus pada unsur intrinsik film, yaitu dialog dan cuplikan adegan yang menampilkan sang karakter utama Chihiro. Penelitian berargumen bahwa honne-tatemae yang ditampilkan oleh Chihiro mampu membuat orang-orang di sekitarnya berdamai dengan kesepian mereka. Lebih jauh lagi penelitian ini melihat bahwa film Call Me Chihiro turut berkontribusi dalam merepresentasikan upaya penanggulangan isu kesepian dan isolasi di Jepang pada era pasca pandemi COVID-19.
This study analyzes the portrayal of Japanese social behavior patterns, specifically the concepts of honne and tatemae, in the film "Call Me Chihiro" (2023). Furthermore, the research will link this portrayal with the discourse on addressing loneliness and self-isolation issues through the perspective of Carl Gustav Jung's persona and shadow theory. The study focuses on intrinsic elements of the movie, such as dialogue and scenes featuring the main character Chihiro. The research argues that Chihiro's depiction of honne and tatemae enables those around her to come to terms with their loneliness. Furthermore, the study observes that "Call Me Chihiro" contributes to representing efforts to overcome the issue of loneliness and isolation in Japan in the post-COVID-19 pandemic era.