Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dialami oleh populasi di dunia. DM tipe 2 yang tidak tertangani dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya seperti ulkus diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal, katarak, dll. Modifikasi perilaku diperlukan pada penderita diabetes agar dapat mengadaptasi kebiasaan baru sebab manajemen diabetes membutuhkan konsistensi dalam pelaksanaannya. Tujuan pelaksanaan studi kasus berbasis bukti (evidence based case report) pada karya ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran hasil adaptasi metode PATUH sebagai manajemen diabetes melalui intervensi modifikasi perilaku. Pada pelaksanaannya, dukungan keluarga dalam perawatan klien merupakan komponen penting dan diukur dengan kuesioner dukungan keluarga. Intervensi modifikasi perilaku dilakukan selama 4 minggu dan dalam setiap pertemuannya dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu. Namun, hasil pemeriksaan gula darah masih tidak stabil yang diperkirakan diakibatkan oleh ketidakteraturan minum obat. Walaupun begitu, adaptasi perilaku positif ditunjukkan oleh klien utamanya terkait manajemen diet dan partisipasi olahraga. Penelitian lebih lanjut mengenai efek olahraga rutin jangka panjang pada kadar gula darah penderita DM tipe 2 dapat dilakukan untuk merancang intervensi keperawatan yang efektif.
Type 2 diabetes mellitus (DM) is a prevalent health concern affecting numerous global populations. Untreated type 2 DM can lead to a range of comorbidities, including diabetic ulcers, cardiovascular disease, kidney failure, cataracts, and others. For individuals with diabetes, behavioral modification is essential to facilitate the adoption of new habits, as diabetes management necessitates consistency in implementation. The objective of this scientific work is to provide an overview of the results of the adaptation of the PATUH method as a diabetes management approach through behavior modification interventions. In its implementation, family support in client care is an important component, and this is measured by a Family Support Questionnaire. The behavior modification intervention was carried out for four weeks, with a blood glucose test conducted in each meeting. However, the results of the blood sugar checks remained erratic, which was presumed to be attributable to irregularity in taking medication. Nevertheless, the clients demonstrated positive behavioral adaptations, particularly in regard to diet management and exercise participation. It would be prudent to conduct further research on the effects of regular exercise over an extended period on the blood sugar levels of patients with type 2 diabetes, with a view to designing effective nursing interventions.