Pendahuluan: Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era digital, menyebabkan
masyarakat perlu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang ada. Pandemi COVID-19 juga menjadi
pendorong meningkatnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada berbagai industri termasuk
bidang ortodonti, yaitu dengan penggunaan tele-ortodontik sebagai sarana komunikasi. Diharapkan
kedepannya terus ada peningkatan pemanfaatan tele-ortodontik. Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut,
peneliti terdorong untuk menganalisa persepsi pasien ortodonti di Indonesia terhadap penggunaan
tele-ortodontik, serta menganalisis faktor-faktor sosiodemografi yang mempengaruhi persepsi tersebut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang
menggunakan kuesioner yang dibagikan secara daring. Kuesioner yang berisi data sosiodemografi dan
pertanyaan dengan skala Likert terkait tiga domain tele-ortodontik dibagikan kepada pasien yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil jawaban kuesioner kemudian dianalisis berdasarkan faktor
sosiodemografi pasien (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan) menggunakan SPSS.
Hasil: Terdapat 160 responden dari enam Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) pendidikan di Indonesia
yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Ditemukan perbedaan persepsi yang signifikan antarkelompok
tingkat pendidikan pasien ortodonti di Indonesia terhadap efisiensi tele-ortodontik dalam perawatan
ortodonti (p<0,05). Tidak ditemukan perbedaan persepsi pada faktor sosiodemografi lainnya
(usia, jenis kelamin, tingkat penghasilan) terhadap tele-ortodontik. Kesimpulan: Perbedaan persepsi
terlihat antarkelompok tingkat pendidikan, terutama pada responden dengan tingkat pendidikan rendah.
Hasil penelitian ini menunjukkan persepsi yang kurang baik pada pasien dengan tingkat pendidikan rendah
terhadap efisiensi tele-ortodontik.
Introduction: The rapid development of information and communication technology in the digital era means that society needs to adapt quickly to the existing changes. COVID-19 pandemic has also driven the increasing use of information and communication technology in various industries including orthodontic, namely the use of tele-orthodontics as a means of communication. It is hoped that in the future, the use of tele-orthodontics continue to increase. In order to make this happen, researchers are encouraged to analyze the perceptions of orthodontic patients in Indonesia regarding the use of tele-orthodontics, as well as analyzing the sociodemographic factors that influence these perceptions. Method: This research is an observational analytical study with a cross-sectional design using a questionnaire distributed online. Questionnaire containing sociodemographic data and statements with Likert scale related to three domains of tele-orthodontics were distributed to patients who met the inclusion and exclusion criteria. The data were analyzed based on the patient's sociodemographic factors (age, gender, education level, income) using SPSS. Results: 160 patients from six Dental Hospital in Indonesia participated in the survey. There is a significant difference in perception between groups of educational levels of orthodontic patients in Indonesia regarding the efficiency of tele-orthodontics (p<0.05). There were no differences in perceptions of other sociodemographic factors (age, gender, income) towards tele-orthodontics. Conclusion: Differences in perception are seen between educational level, especially among respondents with low educational levels. The results of this study show an unfavorable perception among patients with a low level of education regarding the efficiency of tele-orthodontics.