Penelitian ini didasari oleh pentingnya Assessment Center untuk pengembangan karir dan penilaian kinerja pada jabatan Kapolsek di Polda Papua Barat. Salah satu program utama Kapolri adalah reformasi internal yang salah satunya adalah pelaksanaan Assessment Center. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan karakteristik penerapan Assessment Center Polri, pemanfaatan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatannya. Teori yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut antara lain adalah Karakteristik Assessment Center, Proses Rekrutmen, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi penerapan Assessment Center. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivisme dan metode kualitatif dengan deskriptif analitis. Penelitian difokuskan pada penerapan Assessment Center untuk proses mutasi jabatan Kapolsek di Polda Papua Barat, yang dikumpulkan melalui teknik wawancara dan studi dokumen. Data penelitian kemudian dievaluasi dengan menggunakan metode triangulasi data. Berdasarkan temuan penelitian, beberapa aspek dalam pelaksanaan Assessment Center masih belum maksimal. Dalam penggunaan hasil assessment center Polri, seleksi calon masih belum berdasarkan ranking, hasil penilaian masih dalam bentuk kualitatif dan bukan angka kuantitatif, serta belum dilakukan pemeriksaan akhir. Kemudian terdapat unsur-unsur yang berdampak pada aspek administrasi, politik, budaya, dan teknis dalam pelaksanaannya. Adapun beberapa saran untuk perbaikan tersebut antara lain memasukkan materi operasional dalam tes situasi, menunjuk asesor sebagai role-player dalam kegiatan asesmen, menjadikan hasil asesmen sebagai syarat mutlak dalam penempatan jabatan, membuat aturan yang berbasis faktor budaya, dan menetapkan jabatan asesor sebagai jabatan fungsional di lingkungan Polda Papua Barat.
This research is based on the importance of Assessment Centre for career development and performance appraisal in the position of Chief of Police at Polda Papua Barat. One of the Kapolri's main programmes is internal reform, one of which is the implementation of the Assessment Centre. Therefore, the purpose of this study is to explain the characteristics of Polri's Assessment Center implementation, utilisation, and factors that influence its utilisation. The theories used to examine these issues include the characteristics of the Assessment Centre, the Recruitment Process, and the Factors Affecting the Implementation of the Assessment Centre. This research uses a postpositivism approach and a qualitative method with descriptive analytics. The research focused on the application of the Assessment Center for the transfer process of the Chief of Police position at Polda Papua Barat, which was collected through interview techniques and document studies. The research data was then evaluated using the data triangulation method. Based on the research findings, some aspects of the Assessment Centre implementation are still not optimal. In the use of the results of the Polri assessment centre, the selection of candidates is still not based on ranking, the assessment results are still in qualitative form and not quantitative numbers, and the final examination has not been carried out. Then there are elements that have an impact on administrative, political, cultural, and technological aspects in its implementation. Some suggestions for improvement include including operational material in the situation test, appointing assessors as role-players in assessment activities, making assessment results an absolute requirement in job placement, making rules based on cultural factors, and establishing the position of assessor as a functional position within the West Papua Police.