Penelitian ini menganalisis penerapan inklusivitas kota bagi kelompok rentan pada jalur pejalan kaki di Lingkar Luar Kebun Raya Bogor. Kelompok rentan ini meliputi perempuan (ibu dengan stroller dan perempuan dalam menjalankan fungsi reproduksi), anak-anak, lansia, penyandang disabilitas, dan individu dengan kebutuhan khusus. Metode kombinasi kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi infrastruktur dan mengidentifikasi kendala serta potensi perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai kualitas jalur pejalan kaki sebesar 65,38 (kategori II, kualitas Baik), namun ada kendala aksesibilitas akibat pengelolaan yang kurang maksimal dan desain street furniture yang menghambat. Konflik antara kelompok rentan dan non-kelompok rentan, terutama terkait dengan pedagang kaki lima (PKL) dan elemen jalan lainnya, juga ditemukan. Selain itu, analisis tabulasi silang menunjukkan pengaruh jenis kelamin terhadap kepuasan terhadap keberadaan kereb/pagar pengaman dan marka untuk difabel. Penelitian ini memberikan rekomendasi perbaikan infrastruktur untuk menciptakan jalur pejalan kaki yang lebih inklusif, serta menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan. Temuan penting dari penelitian ini adalah adanya perbedaan perspektif antara kelompok rentan dan kelompok non-rentan dalam menggunakan jalur pejalan kaki di Lingkar Luar Kebun Raya Bogor.
This study analyzes the implementation of city inclusivity for vulnerable groups on pedestrian pathways in the Outer Ring of Bogor Botanical Gardens. These vulnerable groups include women (mothers with strollers and women in reproductive roles), children, the elderly, people with disabilities, and individuals with special needs. A combination of qualitative and quantitative methods was used to evaluate infrastructure and identify obstacles and potential improvements. The results indicate a pedestrian pathway quality score of 65.38 (Category II, Good quality), but accessibility issues arise due to suboptimal management and obstructive street furniture design. Conflicts between vulnerable and non-vulnerable groups, particularly related to street vendors (PKL) and other road elements, were also found. Additionally, cross-tabulation analysis shows an influence of gender on satisfaction with the presence of curbs/safety fences and markings for the disabled. This study provides infrastructure improvement recommendations to create more inclusive pedestrian pathways and emphasizes the importance of collaboration between the government, community, and stakeholders. The key finding of this study is the difference in perspectives between vulnerable groups and non-vulnerable groups in using the pedestrian paths around the Bogor Botanical Gardens.