Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara komunikasi keluarga dan akses kesehatan terhadap akses kesehatan di RW 5, Kelurahan Kalianyar, Tambora, Jakarta Barat. Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan korelasi yang positif antara kepadatan penduduk, dinamika komunikasi dalam keluarga, akses kesehatan, dan tingkat morbiditas. Penelitian ini menggunakan metodologi kuantitatif dengan RW 5 sebagai wilayah penelitian. Sampel diacak dari wilayah RT 3, RT 5, dan RT 6 yang berjumlah total sebanyak 100 responden, ditentukan menggunakan rumus Slovin dengan margin of error sebesar 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komunikasi keluarga signifikan secara statistik dengan p-value sebesar 0,003, di bawah ambang batas kesalahan 0,1. Selain itu, dua dimensi komunikasi keluarga juga masing-masing memiliki p-value sebesar 0,021 dan 0,011. Sebaliknya, variabel akses kesehatan dan lima dimensinya tidak signifikan secara statistik. Semua kekuatan hubungan bersifat lemah atau hampir tidak ada. Hasil dari variabel komunikasi keluarga mendukung studi sebelumnya sedangkan hasil variabel akses kesehatan berkontradiksi dengan hasil penelitian sebelumnya karena skor yang tidak signifikan secara statistik. Maka dari itu, studi selanjutnya harus lebih berhati-hati dalam menentukan model analisis dan mengevaluasi variabel yang ada. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi basis awal untuk meningkatkan kualitas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), perkembangan komunikasi keluarga, dan untuk kebijakan kesehatan masyarakat di perkotaan oleh pemerintah.
This study aims to describe the relationships between family communication and health access on the morbidity level in RW 5, Kalianyar, Tambora, West Jakarta. Previous research has demonstrated a positive correlation between population density, the dynamics of family communication, health access, and morbidity levels. This research employs quantitative methodology, with RW 5 serving as the study area. The sample was randomly selected from RT 3, RT 5, and RT 6, resulting in a total of 100 respondents, determined using Slovin's formula with a margin of error of 10%. The findings indicate that family communication is statistically significant, with a p-value of 0.003, which is less than the 0.1 threshold. Additionally, two dimensions of family communication have p-values of 0.021 and 0.011, respectively. In contrast, the health access variable and its five dimensions are not statistically significant. All directional measures are considered weak or negligible. While the results regarding family communication support previous studies, the findings related to health access contradict earlier research due to the insignificant scores. Consequently, future studies should carefully re-examine the research model and evaluate the variables. For practical purposes, the findings serve as a basis for improving Primary Health Care services, family development, and the government in relation to health policy in the urban areas.