Penelitian ini mengkaji strategi Public Relations (PR) dalam membangun citra Lembaga Legislatif, khususnya Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dilatarbelakangi rendahnya kepercayaan publik terhadap DPR, seperti yang ditunjukkan oleh berbagai survei opini publik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi Humas dalam membangun citra positif DPR RI serta media komunikasi yang digunakan. Teori yang digunakan meliputi Public Relations, Excellence Theory, dan konsep citra. Dengan paradigma post-positivisme, penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif studi kasus tunggal tertanam. Subjek penelitian meliputi kepala biro humas, kepala biro pemberitaan, dan wartawan eksternal. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan observasi, didukung dengan data sekunder dari jurnal, artikel, dan buku yang kemudian diverifikasi melalui triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Public Relations DPR RI lebih berfokus pada pengelolaan informasi kelembagaan daripada membangun citra publik secara menyeluruh. Meski Demikiran, DPR RI memiliki beberapa strategi komunikasi untuk memperbaiki citra lembaganya, seperti program parlemen remaja, parlemen kampus, dan pemanfaatan media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram. Namun, penerapan Excellence Theory dalam praktik kehumasan DPR RI menghadapi tantangan seperti keterbatasan partisipasi dalam pengambilan keputusan strategis dan kurangnya keselarasan harapan dengan pimpinan puncak. Upaya membangun citra positif DPR RI juga dihadapkan pada tantangan seperti keterbatasan kontrol atas narasi media, rendahnya keselarasan harapan dengan pimpinan puncak.
This study analyzes the Public Relations (PR) strategies employed in building the image of the Indonesian House of Representatives (DPR RI), given the low public trust in the institution according to opinion surveys. The research focuses on the strategies and media used by the DPR RI Public Relations Office. Using a post-positivism paradigm, the study employs a qualitative single embedded case study approach. Research subjects include the head of the PR office, head of the press bureau, and external journalists. Primary data were collected through interviews and observations, complemented by secondary data from journals, articles, and books. The findings reveal that DPR RI's PR function is more oriented towards managing organisational information rather than enhancing the overall public image. Nevertheless, DPR RI employs several communication strategies to improve its institutional image, such as youth parliament programs, campus parliament initiatives, and the use of social media platforms like Twitter, Facebook, and Instagram. However, the application of the Excellence Theory in DPR RI's PR practices faces challenges such as limited participation in strategic decision-making and a lack of alignment in expectations with top leadership.