Sungai-sungai yang membelah Pulau Kalimantan memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia sejak masa lalu. Sungai memiliki peran dalam dinamika peradaban dan evolusi lingkungan pada kehidupan manusia hingga sekarang. Namun seiring dengan pembangunan jalan darat, makna sungai bagi masyarakat tepian sungai mengalami perubahan. Kajian ini melihat bagaimana masyarakat Dayak Ngaju memaknai sungai dalam ruang hidup yang berubah dengan adanya pembangunan. Penelitian dilakukan pada dua desa dengan karakteristik lokasi, karakteristik masyarakat, dan laju pembangunan yang berbeda yaitu Desa Talingke yang berada di tepian Sungai Katingan dan Desa Pangi yang berada di tepian Sungai Kahayan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa karakteristik wilayah sungai, masyarakat dan laju pembangunan mempengaruhi masyarakat dalam memaknai sungai. Di satu sisi, masyarakat Pangi mulai meninggalkan aktivitas di sungai namun mereka masih memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya. Sebaliknya, masyarakat Talingke masih memusatkan aktivitasnya di sungai namun tidak lagi sepenuhnya memegang nilai-nilai sungai dalam kehidupannya.