Masyarakat agraris perkebunan masih memegang erat adat tradisi perkebunan yang dipercaya membawa hasil panen yang melimpah. Selain itu, masyarakat juga memiliki kehidupan yang damai dan tentram.Di lingkungan perkebunan teh, para petani selalu mengadakan perayaan pasca penen sebagai wujud syukur terhadap hasil panen yang melimpah. Selain sesajen sebagai simbol hantaran untuk para Dewa, mantra Dewi Sri juga memiliki peranan penting dan menjadi bagian dari prosesi adat tersebut. Mantra Dewi Sri pada sajian Tari Bedhoyo Pucuk Putri memiliki pengaruh yang besar untuk mempersatukan masyarakat dengan nilai gotong-royong. Penelitian tentang mantra Dewi Sri pada sajian Tari Bedhoyo Pucuk Putri dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik sehingga peneliti menemukan fenomena bahasa sehingga mampu memberikan dampak wujud pelestarian alam di bidang perkebunan teh di Kemuning. Ditemukan 4 (empat) jenis ragam bahasa antara lain frozen, formal, intimate, consultive dan intimate dan 4 (empat) fungsi ragam register yaitu emotif, konatif, puitik dan metalingual dari hasil kajian mantra Dewi Sri pada sajian Tari Bedhoyo Pucuk Putri di lingkungan perkebunan teh Kemuning, Karanganyar