Kawasan Kota Tua Jakarta merupakan destinasi wisata yang direncanakan
oleh Pemerintah didaftarkan pada UNESCO di tahun 2015, sebagai heritage atau
warisan budaya. Namun permasalahan kemacetan lalu lintas, gangguan keamanan
dan tidak tertibnya pedagang kaki lima akan menjadi hambatan dalam rencana
tersebut. Sehingga diperlukan fungsi kepolisian dengan mengedepankan
kemitraan dengan masyarakat di Kawasan Kota Tua dalam penanggulangan
terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi. Pertanyaan tesis ini
adalah: bagaimana Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua
Jakarta, kendala-kendala yang dihadapi dan Pemolisian yang ideal yang dapat
diterapkan di Kawasan Kota Tua Jakarta.
Teori dan Konsep yang digunakan pada tesis ini adalah, polisi, pemolisian,
masyarakat atau komuniti, pariwisata, perkotaan, manajemen, Polsek dan
Polsubsektor dan Analisis SWOT.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berfokus pada
etnografi, sementara metode penulisannya penulis cenderung ke deskriptif
analisis.
Temuan penelitian menyebutkan Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di
Kawasan Kota Tua Fatahilah dilaksanakan dengan melalui beberapa proses
manajemen yakni perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan dan pengawasan.
Kegiatan yang dilakukan adalah pengaturan, penjagaan, dan patroli. Kendalakendala
yang dihadapi dari segi internal, adalah kemampuan Polsubsektor
Pinangsia masih terbatas hal ini dilihat dari segi sumberdaya manusia secara
kuantitas baik kualitas (khususnya tidak ada polisi pariwisata), sarana dan
prasarana serta anggaran. Sementara kendala dari segi Eksternal adalah kurang
maksimalnya kerjasama dengan pihak Sat Pol PP, Satpam Museum, PKL,
Parkiran dan Linmas dalam hal keterpaduan, kurang maksimalnya alat pendukung
pengamanan di wilayah kawasan Kota Tua, misalnya pagar dan CCTV. Model
Pemolisian yang ideal dengan melihat keterbatasan organisasi, bagi Polsubsektor
Pinangsia adalah pemolisian modern yang proaktif dalam menyelesaikan masalah
dengan memfokuskan pelayanan dan pengayoman terhadap pariwisata perkotaan.
Kesimpulan, Pemolisian Polsubsektor Pinangsia di Kawasan Kota Tua
Jakarta sudah dilaksanakan melalui peran petugas Polsubsektor Pinangsia yang
memiliki kecenderungan menekankan peran para petugas kepolisiannya pada
tindakan-tindakan kepolisian secara persuasif, preemtif dan preventif dengan
melaksanakan berbagai kegiatan yang bersifat individu..
Saran, seharusnya Polsubsektor Pinangsia memiliki kemampuan secara
kualitas dan kuantitas untuk menjamin kenyamanan wisatawan dalam melakukan
kunjungannya, dan ditunjang oleh pendukung dalam rangka penanggulangan
permasalahan sosial yang membutuhkan dukungan dari Pemerintah.
Kata Kunci: Pemolisian, Perkotaan dan Pariwisata.
The Kota Tua Jakarta area is a tourist destination which was planned bythe Government registered on the UNESCO in 2015, as a heritage city. But theproblems of traffic congestion, security threats and not martinet vendors will beobstacles in the plan. So that the necessary police functions by promotingpartnerships with the community in the Kota Tua Jakarta area in in response to thesocial problems that occur. The thesis question is: how policing PolsubsektorPinangsia in the Kota Tua Jakarta area, obstacles faced and policing an ideal thatcan be applied in the Kota Tua Jakarta area.Theories and concepts used in this thesis is, police, policing, community orlocal community, tourism, urban management, police and Polsubsektor andSWOT Analysis.Methods This study used a qualitative approach focuses on ethnography,while the methods of literary writers tend to the descriptive analysis.Polsubsektor Pinangsia policing research findings mentioned in the KotaTua Jakarta area implemented through a management process ie planning,organizing, leadership and supervision. Activities undertaken is the setting,maintenance, and patrol. Constraints faced in terms of internal, is still limitedability Polsubsektor Pinangsia this in terms of human resources in terms ofquantity of good quality (in particular there is no tourism police), infrastructureand budget. While the terms of the External constraints are less maximumcooperation with the Sat Pol PP, museum guard, street vendors, parking andLinmas in terms of integrity, lack of support tools maximum security in the KotaTua Jakarta area, such as fencing and CCTV. The ideal model of policing to seethe limitations of the organization, for Polsubsektor Pinangsia modern policing isproactive in resolving problems with the service and protection focusing on urbantourism.Conclusion, policing Polsubsektor Pinangsia in the Kota Tua Jakarta areahas been carried out through role Pinangsia Polsubsektor officer who has atendency emphasizes the role of its police officers on police actions persuasively,preemptive and preventive to implement various activities are individual.Advice, should have the ability Polsubsektor Pinangsia in quality and quantity toensure the comfort of the traveler's visit, and supported by the support in order tocontrol social problems that require the support of the Government.