Tesis ini mengangkat mengenai fenomena pencalonan kepala daerah pada era desentralisasi politik di Indonesia, yang memungkinkan warga memilih secara langsung dan memiliki calon diluar partai politik, yaitu calon independen. Kekuatan tesis ini adalah pada kemampuannya menjelaskan teori Anthony Giddens tentang strukturasi, kekuatan struktur dan agen yang saling mempengaruhi di dalam sistem sosial masyarakat Jakarta. Gerakan politik yang dilakukan oleh Calon independen Gubernur DKI Jakarta 2012 Faisal Basri dan Biem T. Benjamin, sebagai representasi dari kekuatan civil society, membuktikan bahwa kekuatan agen mampu pada tingkatan tertentu mempengaruhi dan mensiasati struktur, aturan dan sumberdaya politik dalam perebutan kekuasaan. Keberhasilan mereka memperoleh suara diatas pasangan partai politik, sekaligus dapat mengkoreksi teori Oligarki bahwa kekuatan uang masih dapat dikalahkan oleh kekuatan agen yang berintegritas dengan praktik sosial berbeda. Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi terlibat mampu menunjukkan keseluruhan proses dan dialektika sejak pencalonan hingga pemilihan Pemilukada Jakarta 2012.
This thesis seeks to explain and capture the phenomenon on the regional leader’s election in the political decentralization era in Indonesia. In this era, citizens are allowed to choose directly and have the candidate outside political party as head region, namely independent candidate. The strength of this thesis provides the explanation of Anthony Giddens theories on structuration, structural strength and agents which are interdependent each other in the DKI Jakarta social system. Political movement which had raise by independent candidate on DKI Jakarta governor election in 2012, Faisal Basri and Biem T Benyamin represent the strength and power of civil society. The presence of independent candidate has proved that the strengths of agency in the specific level are able to influence and get ahead over the structure, rule and political resources in political struggle. The evidence that they get more votes rather than the political party candidate correct the oligarchy theory. This fact also shown that the money power can still be defeated by the integrity agency with specific social practice. Qualitative research with in-depth interview and participant observation were able give the explanation and analyzed the overall process, dynamic and dialectic in the DKI Jakarta governor general election 2012 since the nomination.