Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dampak subsidi raskin terhadap rumah tangga miskin di Indonesia periode 2008 – 2009. Teori yang digunakan sebagai landasan berpikir adalah menggunakan Teori Perilaku konsumen sebagaimana kerangka teoritis dari model Kochar (2005). Dalam kerangka teoritis Kochar (2005) menyebutkan kuantitas subsidi pangan terdiri atas income effect dan substitution effect. Secara umum, tanda efek substitusi tidak dapat diprediksi. Namun, jika efek substitusi terutama mencerminkan efek dari waktu luang akan menyiratkan bahwa peningkatan subsidi akan meningkatkan konsumsi makanan.
Pada penelitian ini menggunakan model dimana memiliki isu penting yang berpotensi mengalami endogenitas. Subsidi raskin mungkin bersifat endogenitas terhadap nilai kalori rumah tangga (Kochar, 2005; Dhar, et.al, 2002; McCarl dan Spreen, 1980). Menurut Dhar, et.al, 2002 apabila tetap digunakan OLS akan menghasilkan estimator yang bias dan tidak konsisten. Pendekatan estimasi pada penelitian ini menggunakan teknik Two Stage Least Square (2SLS) dengan panel data dan menggunakan metode fixed effect.
Pengolahan data mentah susenas panel tahun 2008 – 2009 menghasilkan 124.188 rumah tangga. Hasil estimasi metode fixed effect dengan instrumen variabel dengan sampel seluruh rumah tangga menghasilkan subsidi raskin berpengaruh positif signifikan terhadap konsumsi kalori rumah tangga sebesar 0,57 persen. Pada sampel pada rumah tangga miskin menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap konsumsi kalori rumah tangga miskin dan konsumsi gizi lainnya seperti protein dan lemak tetapi berpengaruh negatif signifikan terhadap konsumsi karbohidrat rumah tangga miskin
This study aims to estimate the effect of rice subsidy to poor households in Indonesia in 2008 until 2009. The theory is using consumer behavior as the theoretical framework of the model Kochar (2005). In the theoretical framework Kochar (2005) mentions the quantity of food subsidies consist of income effect and substitution effect. In general, the sign of the substitution effect is unpredictable. However, if the substitution effect mainly reflects the effect of leasure time, the increased subsidies would imply increase food consumption. In this study, using a model which has the important issues facing potential endogeneity. Rice subsidy may be endogeneity of the calorific value of household (Kochar, 2005; Dhar, et.al, 2002; McCarl and Spreen, 1980). According to Dhar, et.al, 2002 that used OLS estimator will produce biased and inconsistent. Estimation approach in this study is using Two Stage Least Square (2SLS) techniques to panel data and fixed effect method. Processing raw data Susenas panel in 2008 - 2009 produced 124,188 households. The results of fixed effect estimation method with variable instrument with a sample of all households showed the rice subsidy significant positive effect on household calorie consumption by 0.57 percent. In the sample of poor households showed a significant positive effect of rice subsidy to caloric intake and consumption of other nutrients such as protein and fat and significant negative effect on carbohydrate consumption of poor households.