Saat ini salah satu cara untuk mengetahui individu terkena penyakit kardiovaskular adalah dengan pemeriksaan kadar lemak dalam darah yaitu melalui laboratorium. Pemeriksaan secara laboratorium membutuhkan biaya yang relatif mahal dan memerlukan peralatan yang tidak sederhana. Berbagai penelitian telah membuktikan pengaruh pengukuran antropometri (indeks massa tubuh, lingkar perut dan lainnya) terhadap risiko penyakit kardiovaskular, namun sedikit penelitian yang menggunakan pengukuran tersebut sebagai alat skrining kadar lemak dalam darah. Salah satu pengukuran antropometri yang dianggap mudah dan sederhana adalah mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar perut. Metode penelitian cross sectional dengan menggunakan sampel orang dewasa sejumlah 20.782 jiwa. Hasil penelitian menunjukkan proporsi hiper
LDL 16,07%, hipo HDL 18,83%, hiper trigliseridemia 4,23%,
hiperkolesterolemia 8,37%, dislipidemia definisi pertama 14,42% dan
dislipidemia definisi kedua 33,88%. Hampir semua kelainan lemak darah,
proporsi pada perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki kecuali hipo HDL
lebih tinggi laki-laki dibandingkan perempuan. Rata- rata indeks massa tubuh dan
lingkar perut akan semakin meningkat terhadap kejadian kelainan lemak darah
untuk semua kondisi, baik laki-laki maupun perempuan. Jika dibandingkan
berdasarkan jenis kelamin, rata-rata indeks massa tubuh dan lingkar perut
perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan menggunakan analisis ROC
didapatkan bahwa lingkar perut lebih baik dalam memprediksi dislipidemia
dibandingkan dengan IMT dengan nilai AUC 59,56% pada laki-laki dan 60,93%
pada perempuan.
Until now one way to determine the potential of individuals exposed tocardiovascular disease is to check the level of fat in the blood directly through thelaboratory. Laboratory examination requires a relatively expensive cost andrequires equipment that is not simple. Various studies have proven the effect ofanthropometric measurements (body mass index, abdominal and othercircumference) on the risk of cardiovascular disease, but few studies have used suchmeasurements as a screening tool for blood lipid levels. Anthropometricmeasurements can be done in various ways, one of which is considered easy andsimple that is by measuring the weight, height and abdominal circumference.Methods of cross sectional study using an adult sample of 20,782 inhabitants. Theresults showed that the proportion of hyper LDL 16.07%, hypo HDL 18.83%, hypertriglyceridemia 4.23%, hypercholesterolemia 8.37%, dyslipidemia first definition14.42% and dyslipidemia second definition 33.88%. Almost all blood fatabnormalities, the proportion in women more than men except HDV hypo is higherfor men than for women. The average body mass index and abdominalcircumference will increase in the incidence of blood lipid abnormalities for allconditions, men or women. When compared by sex, the average body mass indexand abdominal circumference of women greater than men. ROC analysis showedthat abdominal circumference was better in predicting dyslipidemia compared withBMI with AUC 59.56% in male and 60.93% in female.