Dikarenakan COVID-19 disebabkan oleh infeksi virus, maka pengobatan yang diperlukan untuk membunuh atau menghentikan replikasi SARS-CoV-2 di dalam tubuh manusia adalah antivirus. Tujuan tugas khusus ini adalah mengevaluasi penggunaan Antivirus COVID-19 terbanyak di Depo Farmasi Rawat Inap dan ICU RSUI pada Tahun 2021. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pengambilan data secara retrospektif. Pengolahan data dengan cara menghitung persentase penggunaan obat-obatan antivirus yang termasuk dalam tatalaksana terapi pengobatan COVID-19. Dari studi menunjukkan antivirus COVID-19 yang paling banyak digunakan pada Depo Farmasi Rawat Inap dan ICU RSUI tahun 2021 yaitu Favipiravir (55,78%), diikuti oleh Desrem (20,60%), Remdesivir (11,66%), Covifor (7,02%), Oseltamivir (4,58%), dan Jubi R (0,35%). Jika digolongkan berdasarkan zat aktif, maka penggunaan Remdesivir selama setahun adalah 39.63%.
Because COVID-19 is caused by a viral infection, the treatment needed to kill or stop the replication of SARS-CoV-2 in the human body is an antiviral. The aim for this report is to evaluate the most use of COVID-19 Antivirus at the Inpatient Pharmacy Depot and ICU RSUI in 2021. The research method used is descriptive analytic with retrospective data collection. Processing data by calculating the percentage of use of antiviral drugs included in the management of COVID-19 treatment therapy. The most widely used COVID-19 antivirus at the RSUI Inpatient Pharmacy Depot and ICU in 2021 is Favipiravir (55.78%), followed by Desrem (20.60%), Remdesivir (11.66%), Covifor (7.02%), Oseltamivir (4.58%), and Jubi R (0.35%). If classified based on the active substance, the use of Remdesivir for a year is 39.63%.