PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) merupakan salah satu PBF yang ada di Indonesia dan bertugas untuk menyalurkan produk dari industri farmasi ke fasilitas pelayanan rumah sakit seperti apotek, rumah sakit, puskesmas, klinik, dan toko obat berizin. PT KFTD sudah memiliki izin untuk penyaluran obat golongan psikotropika. Penyaluran obat golongan ini harus diawasi secara ketat karena efek samping membahayakan yang dapat menimbulkan gangguan baik fisik maupun psikologi. PT KFTD memiliki SPO dalam penerimaan pemesanan psikotropika untuk mengevaluasi analisis kewajaran jumlah dan frekuensi pemesanan dari suatu outlet. Evaluasi ini dilakukan oleh apoteker penanggung jawab KFTD untuk menilai kewajaran pesanan dengan cara membandingkan riwayat pemesanan sebelumnya dan kunjungan ke outlet yang bersangkutan untuk menghindari adanya indikasi penyalahgunaan. Evaluasi dilakukan berdasarkan jumlah dan frekuensi pemesanan yang dilakukan oleh suatu outlet dengan cara membandingkan riwayat pemesanan sebelumnya dan kunjungan langsung ke outlet. Berdasarkan hasil analisis, jenis psikotropika yang paling banyak disalurkan pada periode triwulan adalah alprazolam 1 mg, dan yang paling sedikit adalah fenobarbital injeksi.
PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) is one of the pharmaceutical distributors in Indonesia and is tasked with distributing products from the pharmaceutical industry to hospital service facilities such as pharmacies, hospitals, health centers, clinics, and licensed drugstores. PT KFTD already has a license to distribute psychotropic drugs. The distribution of this class of drugs must be closely monitored because of the dangerous side effects that can cause both physical and psychological disturbances. PT KFTD has an SPO in receiving psychotropics orders to evaluate the fairness analysis of the number and frequency of orders from an outlet. This evaluation is carried out by the pharmacist in charge of the KFTD to assess the reasonableness of orders by comparing the history of previous orders and visits to the outlets concerned to avoid indications of abuse. The evaluation is carried out based on the number and frequency of orders made by an outlet by comparing the history of previous orders and visits straight to the outlets. Based on the results of the analysis, the type of psychotropic that was distributed the most in the quarterly period was alprazolam 1 mg, and the least was phenobarbital injection.