Dalam industri konstruksi, manajemen malarial masih kurang diperhalikan, sehingga menimbulkan pemborosan, baik pada persediaan material yang bcrlebihan maupun fasililas tempat persediaan atau gudang. Persediaan material yang berlebih memerlukan tempat dan pengelolaan yang baik, hal ini akan menambah biaya yang seharusnya tidak perlu, disamprng itu persediaan material yang berlebih akan menimbulkan resiko-resiko seperti kehilangan dan kerusakan pada saat inventaris.
Untuk itu diperlukan suatu metode manajemen material yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pengelolaan material yamg semakin luas dan rumit.
Just in Time merupakan pendekatan metodologi dalam manajemen material yang dapal mengurangi waste dan resiko-resiko yang terjadi.
Penelitian dimaksudkan unluk mengetahui kondisi
existing manajemen material industri konstruksi dan mengerahui tingkan kesiapan penerapan manajemen material konsep
Just in Time ditinjau dari faklor eksternal.
Dari hasil wawancara terstruktur dengan para pakar yang memiliki pengalaman dalam bidang konstruksi, menunjukkan bahwa 2 kondisi
existing management material sudah melakukan tahapan-tahapan dengan konsep
Just in Time, kesiapan penerapan manajemen material konsep
Just in Time ditinjau dari faktor eksternal sudah siap, tetapi pada faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah, kebijakan
owner, kinerja
supplier, dan jasa transportasi perlu perhatian khusus.