Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gap yang terjadi
antara kepemimpinan yang ada pada top level rnanagement (intended)
dengan teaming organization yang berkembang di organisasi ini, termasuk
di dalamnya level manajer (deliberate) dan level karyawan (emergent)
serta menjelaskan pengaruh dari gap tersebut terhadap basis daya saing.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan mengambil studi
kasus pada Otonta Batam Salah satu Badan Otorita untuk kawasan Pulau
Batam dan sekitarnya yang berada Iangsung di bawah Presiden.
Sampel diambil secara random yang berstrata secara tidak
proporsional (disproportionate stratified random sampling) dari dua
wilayah sebanyak 153 sampel yang terdiri dan 2 manajer dan 151
karyawan. Instrumen yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah Leaming Organizational Profile (LOP), untuk mengetahui pembelajaran
yang saat ini berkembang pade level karyawan dan manajer (emergent
versus deliberate) dan principles of developmental leadership questionare
untuk mengetahui kepemimpinan yang seat ini berkembang pada level
pimpinan (intended). Untuk mengukur variabel-vanabel tersebut
digunakan skala licked.
Dan hasil penelitian, diketahui bahwa kafyawan dan manajer di
Otorita Batam tingkat pembelajarannya masih di_ bawah rata-rata dar_i
standar yang diuji oleh Marquardt dan tingkat kepemimpinan di Otorita
Batam pun masih kurang dari standar nilai menurut J.W. Gilley oleh
karena itu, secara umum dapat dinyatakan bahwa dengan adanya
standar yang masih di bawah rata-rata, maka. usaha top level
management Otorita Batem untuk membangun leaming organization dan
kepemimpinan masih memiliki kelemahamkelemahan yang mendasar
sebagai basis daya saing.