ABSTRAKPerkembangan teknologi komunikasi dan transportasi serta mobilitas perpindahan penduduk antar wilayah menimbulkan permasalahan di Desa Pancawati, terutama pola-pola komunikasi dan interaksi diantara masyarakat desa yang berlainan etnik maupun antara warga desa dengan Kepala Desa dalam kapasitas sebagai agen modernisasi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara tidak berstruktur tetapi terfokus pada permasalahan, metode partisipasi observasi dan studi kepustakaan yang masing - masing dapat memberikan kelengkapan data penelitian.
Kerangka teoritis dalam penelitian ini mencakup teori - teori kepemimpinan dalam aspek komunikasi, teori modernisasi dan media massa serta teori komunikasi antar budaya yang banyak mengulas tentang hubungan antar etnik.
Berdasarkan pengamatan di lapangan ditemukan fenomena bahwa hubungan antar etnik di pedesaan dapat berlangsung jika terdapat kesamaan referensi terhadap nilai, kepercayaan dan sikap serta tujuan material; tetapi disisi lain etnosentrisme, stereotip negatif dan prasangka selalu membayangi dalam setiap interaksi dan komunikasi mereka. Pada kondisi ambivalensi sikap masyarakat, Kepala Desa sebagai agen modernisasi dalam komunikasinya kurang berhasil menjembatani berbagai nilai sosial budaya kelompok - kelompok etnik supaya saling berinteraksi dengan baik dan mendukung serta berpartisipasi dalam kegiatan pemerintahan desa.