Sampai saat ini, minyak dan gas bumi masih menjadi penghasil devisa yang utama bagi Indonesia, hal ini mengingat belum ada sektor lain diluar sektor minyak dan gas bumi yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk memperoleh devisa bagi kelangsungan pembangunan nasionalnya. Selain merupakan energi yang tidak terbarukan, dalam pengusahaan maupun pengelolaan minyak dan gas bumi memerlukan modal besar, teknologi canggih, serta sumber daya manusia yang handal.
Dalam perkembangan kontrak hulu migas di Indonesia telah dikenal berbagai macam jenis kontrak, antara lain: kontrak konsesi, kontrak karya, dan kontrak production sharing; dimana pada saat ini yang berlaku adalah kontrak production sharing dangan variasinya, antara lain : JOA/JOB, EOR, TAC. Seperti diketahui, telah banyak kontraktor asing maupun lokal yang beroperasi di Indonesia untuk mencari minyak dan gas bumi. Dari 60 buah cekungan geologi di Indonesia, 15 buah diantaranya merupakan cekungan yang telah berproduksi, dan digunakan sebagai alternatif yang menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya dalam kegiatan hulu migas.
Untuk melakukan evaluasi geologi terhadap cekungan yang telah berproduksi tersebut, telah ditentukan 5 buah kriteria (Cadangan, Reservoir, Batuan Induk, Perangkap, dan Migrasi) dan 12 buah subkriteria (Minyak, Gas, Porositas, Permeabilitas, Vitrinite Reflectance, TOG, Type Kerogen, Struktur, Stratigrafi, Kombinasi Struktur dan Stratigrafi, Primer, dan Sekunder). Guna memperoleh penilaian yang akurat, maka dilakukan pula pembuatan kuesioner "Tingkat Kepentingan Kriteria" dan kuesioner "Penilaian Perbandingan Berpasangan", kemudian dilanjutkan wawancara dengan ahli-ahli geologi dari beberapa perusahaan minyak asing maupun PERTAMINA.
Melalui penerapan metoda AHP (Analytical Hierarchy Process), data yang diperoleh dari wawancara tersebut diolah dengan menggunakan piranti lunak "Expert Choice"; dari sini dapat diketahui bobot kriteria maupun subkriteria secara parsial ataupun global. Berdasarkan pengolahan data dan analisa hasil pembobotan, maka dapat diperoleh 2 (dua) macam strategi yang berhubungan dengan prioritas cekungan, yakni:
- Bilamana berminat untuk mencari minyak
- Bilamana berminat untuk mencari gas