Studi ini meneliti tentang relasi gender di dunia domestik dalam teks media. Adapun tujuan dari studi ini secara khusus adalah berusaha mendeskripsikan bagaimana relasi gender yang terjadi di dunia domestik serta bagaimana media menggambarkan posisi perempuan di dunia domestik yang selama ini diidentikan sebagai dunia perempuan. Penelitian ini dilakukan terhadap artikel-artikel utama majalah Ayahbunda yang terbit pada bulan Desember dalam tahun 1994 - 2000. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah analisa wacana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa relasi gender yang ada di dunia domestik masih cenderung timpang, hal ini terlihat dari posisi perempuan tidak dominan di dunia yang dianggap sebagai dunianya. Ketimpangan itu terlihat dari banyaknya kewajiban yang dibebankan dan kurangnya hak perempuan di wilayah ini, juga dari keberadaan perempuan yang selalu diletakkan setelah suami dan anaknya.
Pemakaian beberapa kosakata serta simbol-simbol tertentu oleh media cetak, menggambarkan keadaan ini. Politik bahasa, yaitu penggunaan simbol-simbol tertentu guna melegitimasi realitas hubungan kekuasaan sehingga hal itu kelihatannya berjalan secara alamiah dan masuk akal, juga terjadi di sini, misalnya kata anak, merawat, mengasuh, mendidik, melayani, rumah tangga, wilayah domestik dihubungkan dengan perempuan. Semuanya itu kemudian dianggap wajar oleh kita semua dalam arti bahwa memang sudah seharusnya perempuan melakukan hal tersebut.
Apa yang terdapat di dalam teks media adalah cerminan apa yang terjadi di masyarakat, karena media tidak dapat 'lari' dari lingkungannya dan pengaruh ideologi pada teks media cenderung tidak dapat diabaikan.