Perusahaan dapat menjadi lebih inovatif dengan memanfaatkan kemampuan
karyawan untuk berinovasi, yang dioperasionalkan melalui perilaku inovatif dan
sangat dipengaruhi oleh pemimpin. Pemberdayaan dianggap mampu memediasi
pengaruh kepemimpinan terhadap perilaku inovatif. Pemberdayaan melalui
otonomi mendorong karyawan untuk meningkatkan perilaku inovatif sehingga
dapat merespon pelanggan dengan cepat dan akurat, mengembangkan ide, dan
menciptakan produk baru. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
dimensi-dimensi kepemimpinan paternalistik seperti benevolent, moral, dan
authoritarian terhadap perilaku inovatif yang dimediasi oleh pemberdayaan
psikologis. Data dikumpulkan dari 119 karyawan start-up di Indonesia. Penulis
menggunakan metode Hayes process untuk menguji peran mediasi. Hasilnya
menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis hanya memediasi pengaruh
benevolent terhadap perilaku inovatif. Penelitian ini memberikan rekomendasi
bahwa, pemimpin harus memberikan otonomi dan kepercayaan kepada karyawan
dalam melakukan pekerjaan dan memutuskan sesuatu terkait dengan pekerjaan.
Pemimpin membangun komunikasi yang baik dengan karyawan untuk saling
bertukar pikiran, merespon ide yang disampaikan karyawan untuk mendorong
perilaku inovatif. Manajemen dapat menerapkan program pelatihan untuk melatih
orang-orang yang memegang posisi kepemimpinan mengenai pentingnya
membangun iklim yang mendorong perlakuan dan hubungan interpersonal yang
positif serta lebih memerhatikan kriteria pemilihan pemimpin baru.
Companies can become more innovative by leveraging employees' ability toinnovate, which is operationalized through innovative behavior and is heavilyinfluenced by leaders. Empowerment is considered capable of mediating theinfluence of leadership on innovative behavior. Empowerment through autonomyencourages employees to increase innovative behavior so that they can be fast andaccurately respond to customers, develop ideas, and create new products. Thisstudy aims to examine the influence of paternalistic leadership dimensions such asbenevolent, moral, and authoritarian on innovative behavior mediated bypsychological empowerment. Data were collected from 119 start-up employees inIndonesia. The author uses the Hayes process method to examine the role ofmediation. The results show that psychological empowerment only mediates thebenevolent effect on innovative behavior. This study provides a recommendationthat leaders should provide autonomy and trust to employees in doing work andmaking decisions about work. Leaders build good communication with employeesto exchange ideas, respond to ideas from employees to encourage innovativebehavior. Management can implement training programs to train people inleadership positions in the importance of building a climate that encouragespositive and more attention to the criteria for selecting new leaders.