Conduct problems mengkhawatirkan masyarakat karena berdampak pada remaja dan orang orang di sekitarnya. Di Indonesia, conduct problems telah mengarah pada perilaku kriminal.
Kondisi ini diperburuk dengan situasi pandemik akibat pelanggaran terhadap peraturan dalam
upaya menangani wabah. Deteksi dini menjadi upaya untuk mengurangi risiko dari conduct
problems. The Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) telah digunakan secara luas
untuk mendeteksi conduct problems pada remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
mengevaluasi akurasi dari SDQ untuk mendeteksi conduct problems di Indonesia. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi sensitivitas dan spesifisitas dari SDQ subskala conduct
problems versi Bahasa Indonesia dan mengidentifikasi skor cut-off yang optimum untuk
skrining conduct problems pada remaja. Pengujian akurasi dilakukan dengan membandingkan
hasil dari SDQ dengan wawancara diagnostik sebagai gold standard. Wawancara dilakukan
kepada 40 remaja dari tiga SMA di Jakarta yang dipilih menggunakan teknik double-blind
berdasarkan hasil skrining. Analisis crosstabs menunjukkan bahwa SDQ subskala conduct
problems memiliki nilai sensitivitas sebesar 77.3% dan nilai spesifisitas sebesar 83.3%.
Analisis ROC menunjukkan bahwa skor cut-off sebesar 4 yang digunakan dalam penelitian ini
ideal untuk mengidentifikasi remaja dengan conduct problems. SDQ subskala conduct
problems versi Bahasa Indonesia memiliki akurasi yang baik utnuk skrining conduct problems.
Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa SDQ berpotensi untuk digunakan di
Indonesia.
Conduct problems arise concerns in society because of the impacts on adolescents and thepeople surrounding them. In Indonesia, conduct problems had led to criminal behaviors. Thecondition is getting worse in the current pandemic situation by violating the order in efforts tohandle the outbreak. Early detection becomes an effort to reduce the risk of conduct problems.The Strength and Difficulties Questionnaire (SDQ) had widely used to detect conduct problemsin adolescents. Future studies are needed to evaluate the accuracy of the SDQ for detectingconduct problems in Indonesia. This study aimed to evaluate the sensitivity and specificity ofthe Indonesian version of the SDQ conduct problems subscale and to identify an optimum cutoffscore for screening conduct problems in adolescents. The accuracy was examined bycomparing the result of the SDQ with the diagnostic interview as a gold standard. The interviewwas conducted to 40 adolescents acquired from high schools in Jakarta selected by a doubleblindtechnique based on the screening results. Crosstabs analysis showed that the SDQ conduct problems subscale has a sensitivity value of 77.3% and a specificity value of 83.3%. ROC analysis showed that the cut-off score of 4 used in this study is ideal to identify individuals with conduct problems. In conclusion, the Indonesian version of the SDQ conduct problems subscale has good accuracy for screening conduct problems. These findings show that the SDQhas the potential to be utilized in Indonesia.