Latar Belakang: Self-perceived halitosis ditandai dengan bau tidak sedap yang timbul dari rongga mulut dan ditemukan penyebab utamanya berasal dari intraoral. Sehingga sangat penting bagi setiap individu untuk memelihara kesehatan mulutnya. Selain itu, walaupun etiologi utama dari faktor intraoral tersebut adalah tongue coating, namun prevalensi masyarakat yang membersihkan lidah setiap hari masih rendah. Oleh karena itu, pada penelitan ini akan lebih dikhususkan untuk membahas mengenai kebiasaan membersihkan lidah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kesehatan oral subjektif dengan self-perceived halitosis.
Metode: Penelitian cross-sectional pada 298 remaja yang berusia 12-21 tahun yang berdomisili di DKI Jakarta dan merasa memiliki halitosis melalui kuisioner yang pengisiannya dilakukan secara daring menggunakan google form.
Hasil : Penilaian subjektif penyakit dan kondisi rongga mulut yang terdiri dari gingivitis, mulut kering, dan tongue coating memiliki hubungan dengan self-perceived halitosis (p<0.05). Semakin besar responden yang merasa memiliki gingivitis, mulut kering, dan tongue coating di dalam rongga mulutnya, semakin tinggi nilai self-perceived halitosis. Faktor kesehatan oral subjektif lainnya yaitu penilaian subjektif karies dan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut yang terdiri dari menyikat gigi, flossing, menggunakan obat kumur, dan membersihkan lidah tidak memiliki hubungan dengan self-perceived halitosis (p>0.05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor penilaian subjektif penyakit dan kondisi rongga mulut yang terdiri dari gingivitis, mulut kering, dan tongue coating terhadap self-perceived halitosis pada remaja di DKI Jakarta.
Background: Self-perceived halitosis is characterized by an unpleasant odor arising from the oral cavity. It was found that the main cause of halitosis was from intraoral origin, so it is very important for each individual to maintain their oral health. In addition, although the main etiology of the intraoral factor is tongue coating, the prevalence of people cleaning their tongue every day is still low. Therefore, this research will be more devoted to discussing the habit of cleaning the tongue. Objective: This study aims to identify the relationship between subjective oral health and self-perceived halitosis. Methods: A-cross sectional study of 298 adolescents who live in DKI Jakarta and have a subjective halitosis through a questionnaire with a google form. Results: Subjective assessment of oral diseases and conditions consisting of gingivitis, dry mouth, and tongue coating were associated with self-perceived halitosis (p <0.05). The greater the respondents who feel they have gingivitis, dry mouth, and tongue coating in their oral cavity, the higher the self-perceived halitosis value. Other subjective oral health factors, namely the subjective assessment of caries and oral hygiene habits which consisted of brushing, flossing, using mouthwash, and cleaning the tongue had no relationship with self-perceived halitosis (p> 0.05). Conclusion: There is a relationship between the subjective assessment of oral diseases and conditions consisting of gingivitis, dry mouth, and tongue coating with self-perceived halitosis of adolescents who live in DKI Jakarta.