ABSTRAKBaik negara maju maupun negara berkembang telah menghadapi fenomena
yang sulit dihindari, yaitu populasi yang menua. Hal yang membedakan adalah
negara maju memiliki strategi dan program yang lebih terstruktur dan matang untuk
menghadapi fenomena ini daripada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan tidak adanya bantuan formal yang memadai dan komprehensif dari
pemerintah, orang lanjut usia bergantung pada dukungan antargenerasi dan
pendapatan dari keikutsertaan mereka di pasar tenaga kerja. Makalah ini membahas
hubungan antara dukungan antar generasi (transfer keluarga dan koresidensi)
dengan pasokan tenaga kerja lanjut usia yang menerapkan metode kuantitatif.
Dengan menggunakan data IFLS, penelitian ini menemukan bahwa transfer
keuangan keluarga dan koresidensi mengurangi keputusan orang lanjut usia untuk
bekerja pada masa pensiun. Selain itu, karakteristik anak-anak dan orang tua adalah
faktor penting yang mempengaruhi transfer keuangan keluarga dan keputusan
untuk tinggal bersama.
ABSTRACTBoth developed and developing countries have faced a phenomenon that is
difficult to avoid, namely an ageing population. Furthermore, developed countries
have strategies and programs that are more structured and mature to deal with this
phenomenon than developing countries, including Indonesia. In the absence of
adequate and comprehensive formal assistance from the government, elderly people
depend on intergenerational support and income from their participation in the labor
market. This paper discusses the relationship between intergenerational support
(family transfer and coresidency) with elderly labor supply implementing
quantitative methods. Utilizing IFLS data, this study found that family transfer and
coresidency reduce the decision of elderly people to work during retirement.
Moreover, the characteristics of children and parents are essential factors to
motivate family transfer and coresidency.