Motivasi usaha terbagi menjadi tiga faktor yaitu mix motivation, predominantly opportunity motivation, dan necessity motivation. Pelaku usaha di negara berkembang cenderung memiliki motivasi mix motivation. Motivasi mempengaruhi pertumbuhan jumlah usaha yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta terkhususnya Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu, mengetahui faktor motivasi usaha menggunakan Exploratory Factorial Analysis; mengetahui tingkat motivasi usaha indigenous enterprise di Kabupaten Gunungkidul; dan menganalisis pengaruh motivasi usaha terhadap pertumbuhan usaha menggunakan regresi linear sederhana. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mixed method. Secara kuantitatif dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan secara kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam sebagai informasi pendukung hasil data kuantitatif. Responden merupakan indigenous enterprise yang merupakan pelaku usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM) pada sub sektor craft kriya dan fesyen sehingga sampel tersebut menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa faktor motivasi usaha indigenous enterprise di Kabupaten Gunungkidul adalah mix motivation. Tingkat motivasi usaha indigenous enterprise adalah rendah dan terdapat pengaruh antara motivasi usaha terhadap pertumbuhan usaha pada indigenous enterprise di Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini membuktikan bahwa indigenous enterprise juga memiliki mix motivation dan diperkuat dengan tiga kategori pengusaha yang ada di Kabupaten Gunungkidul yaitu berdasarkan warisan, berdasarkan lingkungan, dan berdasarkan hasil pelatihan dinas terkait.