Naskah Wisik Warah ini berisi uraian mengenai Katiklaning Ganta Pinara Pitu; Sastra Sanga (Pustaka Kalima Usada Putih); Boddha Kacapi; dan PamatluningnAdnyana. Semua ini merupakan usada sarira (bhuwana alit). Ditegaskan bahwa jika memakai ajaran ini hendaknya diresapi secara serius (konsentrasi penuh) atau tidak goyah, sebab sifatnya sangat kramat (pingit) dan dapat menyebabkan sakit gila (buduh), serta mati separuh (mati sasigar). Sebaliknya, jika ajaran ini dapat diresapi dengan baik dan dipakai pada tempatnya, maka hasilnya sangat utama, atau disebut dengan Marga Tuwi (jalan menuju kebenaran).
Diuraikan pula tentang Ekaksara atau Ongkara sebagai badan sang Hyang Panca Adi Suksma, antara lain: Brahma, Wisnu, Iswara, Siwa, dan Mahadewa; Aksara Arda Candra sebagai badan Betara Brahma (bayu dalam bhuwana alit); Aksara Windu merupakan badan Betara Wisnu (sabda dalam bhuwana alit); Aksara Nada merupakan badan Betara Iswara (idep dalam bhuwana alit). Selain itu, terdapat keterangan tentang Dasaksara; arti Hanacaraka serta namanya di dalam tubuh manusia (bhuwana alit); Kaputusan Aji Masabda Puraptak; Rerajahan Supta Pranata, Marga Maya; dan berakhir dengan uraian tentang Kamoksan serta macam-macam windu dalam tubuh manusia.
Informasi penulisan teks maupun penyalinan naskah ini tidak ditemukan secara jelas. Namun, dilihat dari bentuk, corak tulisan, maupun bahan yang dipakai, menunjukkan produk Bali. Informasi tentang teks-teks lain dengan judul Wisik Warah dapat dilihat pada LOr 9308 dan Kirtya no.451