ABSTRAKIndonesia menandatangani sejumlah nota kesepahaman dalam koridor Belt and Road Initiave (BRI). Berbagai respon muncul, mulai dari optimism hingga sinisme. Sejak diinisiasi pada tahun 2013, proyek ambisius Cina ini memang mendapat beragam respon dari kekhawatiran jebakan hutang hingga motif tersembunyi Cina untuk membangun dominasi di politik di politik internasional. Tulisan ini mencoba mengulas bagaimana proyek BRI dari perspektif geopolitik dan membahas bagaimana implikasi dan hal yang harus diperhatikan dalam kerja sama Indonesia-Cina dalam kerangka BRI dengan menggunakan perspektif ketahanan nasional.