ABSTRAKSektor pertanian memegang peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional dan telah menyumbang 14 persen dari PDB nasional pada tahun 2013, ternyata penyerapan tenaga kerja sektor pertanian malah mengalami penurunan. Kenyataan yang harus diakui adalah generasi muda pedesaan memandang kehidupan pertanian sebagai kehidupan tanpa prospek masa depan yang cerah sehingga mereka memilih industri lain dan meninggalkan desa untuk bekerja di Kota sehingga menyisakan orang orang tua untuk bekerja di pertanian. Oleh karena itu, pertanian Indonesia sedang mengalami krisis regenerasi petani sekaligus diiringi dengan tren aging agriculture. Sejak zaman Orde Baru, pemerintah nampaknya menyadari bahwa krisis petani sedang berlangsung dan harus segera menemukan solusi untuk mengatasinya. Berbagai program untuk peningkatan produktifitas pertanian dibuat oleh pemerintah kala itu.Kementerian Pertanian, menyusun sebuah program yang memagangkan petani muda dari desa ke Jepang yang bertujuan untuk peningkatan SDM pertanian, belajar teknologi pertanian modern yang selanjutnya diharapkan mampu menarik kembali minat generasi muda memasuki sektor pertanian. Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis dan studi literature serta wawancara mendalam kepada sejumlah alumni magang, tulisan ini berbicara mengenai pengalaman para petani muda Indonesia yang melakukan pemagangan ke Jepang, dampak paska pemagangan, dan pengetahuan yang di dapatkan di Jepang dimanfaatkan untuk pengembangan usaha pertaniannya. Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa etos kerja adalah salah satu ide dan perilaku yang umumnya bisa ditransformasikan ke dalam kehidupan para alumni magang Jepang.