Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perilaku prososial remaja yang memiliki motivasi autonomous dan controlled serta yang menerima dan tidak menerima ungkapan syukur. Partisipan penelitian ini melibatkan 94 Siswa SMA berusia 15 sampai 18 tahun. Melalui metode eksperimen penelitian ini menggunakan factorial design with two between subjects independent variabels. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, remaja yang memiliki motivasi autonomous memiliki intensi perilaku prososial yang lebih baik dibandingkan dengan remaja yang memiliki motivasi controlled. Kedua, tidak terdapat perbedaan intensi perilaku prososial pada remaja yang menerima ungkapan syukur dan tidak menerima ungkapan syukur. Ketiga, tidak ada interaksi antara motivasi dan ungkapan syukur terhadap intensi perilaku prososial pada remaja. Penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi lanjutan untuk mengetahui alasan ungkapan syukur tidak berpengaruh pada perilaku prososial remaja yang pada umumnya bisa memberikan pengaruh.