ABSTRACTSkripsi ini membahas mengenai hubungan antara kapasitas petani kota dan kondisi kemiskinan yang mereka hadapi. Lokasi penelitian adalah di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur di mana Surabaya adalah salah satu kota pionir program pertanian kota yang langsung diinisiasi oleh pemerintah dengan karakter sampel para petani kota di Surabaya yang memiliki penghasilan dari penjualan baik hasil panen maupun produk olahannya. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang teknik pengambilan sampelnya adalah total sampling dengan jumlah responden sebanyak 46 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan di antara kapasitas petani kota dan kondisi kemiskinan.
ABSTRACTThis research aims to examine the correlation between urban farmers capacity and their poverty condition. Taking place in Surabaya City, East Java Province as one of the city pioneer in implementing urban farming on their city policy, the sample characteristics of the research is the urban famers who have the incomes from selling their yields and processed products. This research is quantitative descriptive interpretive with total sampling method with 46 respondents as its sampling technique. The main result shows that there is no correlation between urban farmers capacity and their poverty condition in Surabaya City.