ABSTRAKJalak putih memiliki tiga subspesies yaitu Acridotheres melanopterus tertius yang terdapat di Bali, Acridotheres melanopterus tricolor di daerah Jawa Timur dan Acridotheres melanopterus melanopterus di daerah Jawa Barat dan Madura. Taman Nasional Baluran memiliki spesies Jalak putih yang termasuk dalam subspesies Acridotheres melanopterus tricolor. Berdasarkan data International Union for Conservation of Nature IUCN status dari Jalak putih adalah Critically Endangered. Langkah yang dapat dilakukan untuk mendukung pelestariannya adalah melalui strategi konservasi secara in-situ yang diawali dengan penelitian lapangan. Perlu dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui perilaku harian dari Jalak putih yang diamati langsung di habitat aslinya, mengetahui pembagian persentase perilaku berdasarkan waktu, dan mengetahui hubungan antara persentase perilaku dengan struktur habitat. Pengambilan data berupa data perilaku Jalak putih dan data struktur habitat. Perilaku Jalak putih yang diambil berupa perilaku makan, bersuara, bertengger, berpindah, menelisik, dan terbang. Data perilaku Jalak putih diambil dengan menggunakan metode scan sampling dan ad-libitum sampling. Data struktur habitat yang diambil berupa tutupan kanopi, tumbuhan bawah kanopi, DBH, dan ketinggian pohon. Perilaku Jalak putih berdasarkan struktur habitat dianalisis menggunakan korelasi Spearman melalui aplikasi SPSS 16.0 untuk melihat hubungan setiap perilaku Jalak putih dengan struktur habitat. Jalak putih aktif di pagi hari dan sore hari. Persentase perilaku terbesar Jalak putih adalah persentase makan sebesar 27. Perilaku bertengger memiliki hubungan yang signifikan dengan tutupan kanopi dengan nilai korelasi sebesar 0,311. Perilaku menelisik memiliki hubungan yang signifikan dengan ukuran DBH dan ketinggian pohon dengan nilai korelasi sebesar 0,313 dan 0,333. Perilaku makan memiliki hubungan yang signifikan dengan tumbuhan bawah kanopi, tutupan kanopi, DBH dan ketinggian pohon dengan nilai korelasi sebesar -0,396, -0,352, -0,339 dan -0,334. Perilaku Jalak putih dapat dipengaruhi oleh keberadaan ungulata dan vegetasi.
ABSTRACTBlack winged Myna has three subspecies Acridotheres melanopterus tertius found in Bali, Acridotheres melanopterus tricolor in East Java and Acridotheres melanopterus melanopterus in West Java and Madura. Subspecies Acridotheres melanopterus tricolor can be found in Baluran National Park. Based on data from the International Union for Conservation of Nature IUCN the status of Black winged Myna is Critically Endangered. One of the step that can be taken such as through in situ conservation strategy that will be supported by the data from field research. The research aim to find out the daily behavior of the Black winged Myna that directly observed in their natural habitat, by examining the percentage distribution of time based behavior, and the relationship between the percentage of behavior and the habitat structure. Collected data is comprised of behavioral activities and habitat structure of Black winged Myna. Behavioral data is consist of feeding behavior, vocal, perching, moving, preening, and flying. Behavioral data collected using scan sampling method and ad libitum sampling. Structural data habitat consist of canopy coverage, vegetation under canopy, DBH, and tree rsquo s height. Black winged Myna behavior based on habitat structure analyzed using Spearman correlation with SPSS 16.0 application to determine the correlation between each behavior with the habitat structure. Black winged Myna active in the morning and evening. The most dominant behavioral data percentage is feeding percentage, with value of 27. Perching behavior has a significant relationship with a canopy cover with a correlation value of 0.311. Preening behavior has a significant relationship with DBH size and tree height with a correlation value of 0.313 and 0.333. Feeding behavior has a significant relationship with under canopy vegetation, canopy cover, DBH and tree height with a correlation value of 0.396, 0.352, 0.339 and 0.334. Black winged Myna behavior can be influenced by the existence of ungulate and vegetation.