ABSTRACTProgram transmigrasi penduduk Jawa ke Lampung oleh pemerintah Indonesia telah mendorong terjadiya perubahan kebudayaan pada penduduk asli Lampung. pembentukan kantong etnik adalah upaya dari penduduk asli lampung untuk mempertahankan kebudayaannya. Lampung memiliki semboyan ldquo;Sang Bumi Rwai Jurai rdquo; yang bermakna satu bumi lampung dua suku. Yaitu suku Saibatin yang membentuk kantong etnik di pesisir dan suku Pepadun yang membentuk kantong etnik di pedalaman. Kota Bandar Lampung adalah salah satu kota di pulau Sumatera yang mengalami pertumbuhan yang cepat karena merupakan pintu gerbang utama jalur masuk menuju pulau sumatera. Pertumbuhan pada kantong etnik lampung akan mendorong banyaknya jaringan jalan dan pusat keramaian yang akan berpengaruh dalam pembentukkan pola pemukiman. Interkasi dengan penduduk luar merupakan salah satu faktor dalam terjadinya perubahan kebudayaan. Dengan mengunakan metode purposive sampling dan analisis pola keruangan, penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pola perubahan kebudayaan pada kantong etnik Lampung yang berada di Kota Bandar Lampung. hasilnya, semakin dekat kantong etnik dengan pusat kota yang di lihat berdasarkan pusat keramaian dan jaringan jalan, Maka akan semakin cepat pula perubahan kebudayaan yang terjadi. Selain itu, Kantong etnik yang memiliki bentuk pola pemukiman linier dengan jalan kebudayaannya akan lebih cepat berubah daripada pola pemukiman dengan bentuk memusat. Perubahan unsur kebudayaan bahasa berkaitan dengan perubahan unsur mata pencaharian, jenis mata pencaharian dengan interaksi bersama dengan orang-orang heterogen akan mempercepat terjadinya proses perubahan kebudayaan daripada jenis mata pencaharian yang hanya melibatkan interaksi dengan orang-orang homogen.
ABSTRACTThe transmigration program of Java 39 s population to Lampung by the Indonesian government has encouraged the change of indigenous culture of Lampung. Create of ethnic enclave is the effort of indigenous villagers to maintain their culture. Bandar Lampung City is one of the cities on Sumatra island with rapid growth because it has main gateway to the entrance of the Sumatera island. Growth in the Lampung ethnic enclave will encourage the number of road network and the center of the crowd that will be affect to create of settlement patterns. Interaction with migrant is one factor in cultural change. By using purposive sampling method and spatial pattern analysis, this research is directed to know the pattern of cultural change in Lampung ethnic enclave located in Bandar Lampung City. the result, ethnic enclave that are close to the city center that is viewed by the center of the crowd and the road network, has fastest cultural change. And Ethnic enclave that have the shape of a linear settlement pattern by road, will have faster of culture change. Cultural language changes related to changes in livelihoods, the type of livelihoods with interaction with heterogeneous people will accelerate the process of cultural change rather than the type of livelihood that involves only interactions with homogeneous people.