Naskah Cariyosipun Jaka Thule CJT merupakan naskah yang menceritakan tentang tokoh Jaka Thule, sebuah tokoh legenda di daerah Sumenep, Madura, Jawa Timur. Naskah CJT merupakan naskah yang dikoleksi dan disalin oleh Kiliaan-Charpentier, kemudian dibeli Pigeud pada tahun 1927. Naskah CJT adalah karya sastra yang tergolong dalam bentuk puisi beragam epik yakni puisi yang berkisah tentang kepahlawanan seseorang, dalam hal ini adalah tokoh Jaka Thule. Berbicara mengenai tokoh pahlawan tentu hal yang menonjol adalah mengenai penciptaan citra tokoh oleh seorang pengarang. Maka tujuan penilitan ini adalah untuk mengetahui bagaimana citra tokoh Jaka Thule dalam naskah CJT melalui aspek-aspek pencitraan yang dibangun oleh pengarang. Untuk menganalisis citra tokoh Jaka Thule, penilitan ini menggunakan teori citra Panuti Sudjiman dengan menggunakan metode deskriptif-analitik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek-aspek pencitraan tokoh Jaka Thule dapat dijadikan sebagai legitimasi Jaka Thule menjadi Raja Sumekar.
Cariyosipun Jaka Thule CJT is a script that tells about Jaka Thule, a legendary figure in Sumenep, Madura, East Java. CJT is a manuscript collected and copied by Kiliaan Charpentier, then purchased by Pigeud in 1927. The text of CJT is a literary work that belongs to a variety of epic poems, poetry about a man s heroism, in this case, the character of Jaka Thule. Speaking of heroes is certainly the thing that stands out is about the creation of the image of a character by an author. So, the purpose of this research is to know how the image of Jaka Thule figure in CJT script through imaging aspects built by the author. To analyze the image of Jaka Thule, this research uses Panuti Sudjiman image theory by using descriptive analytic method. The results of this study indicate that the aspects of Jaka Thule character image can be used as the legitimacy of Jaka Thule become The King Sumekar. Keywords image, cariyosipun Jaka Thule, legitimacy.