ABSTRAKSeksualitas dan hasrat perempuan bukan saja merupakan persoalan sosial budaya, melainkan persoalan personal yang spesifik pada setiap orang. Kebebasan untuk mengekspresikan seksualitas perempuan, tidak pernah merupakan pilihan bebas daei pengaruh bentukan dan konteks sosial kultural serta konteks diri masing-masing perempuan. Meskipun demikian, setiap pembicaraan mengenai seksualitas dan hasrat perempuan selayaknya mempertimbangkan tindak tutur yang dilakukan perempuan yang bukan sekedar dalam konteks heteroseksual melainkan juga harus dipahami sebagai bagian dari ekspresi dirinya. Dengan demikian konstruksi seksualitas perempuan merupakan agensi, performativitas, dan subjektivitas dirinya sendiri.