Mompreneurs adalah istilah yang digunakan untuk para ibu rumah tangga yang memilih untuk mengembangkan bisnis sembari menjalankan kewajiban rumah tangga. Fenomena ini semakin berkembang dan kerap dirayakan sebagai bentuk agensi wanita. Artikel ini mengeksplorasi konstruksi mompreneurship di media sosial, Instagram dengan menganalisis komunitas, Mompreneurs Middle East. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana komunitas ini menggabungkan nilai-nilai yang sejalan dengan posfeminisme seperti, otonomi, pemberdayaan, dan konsep new femininity. Penelitian ini menemukan bahwa dalam nilai-nilai tersebut terdapat ambiguitas yang disampaikan melalui dikotomi yang dinegosiasikan, seperti Barat dan Timur, kolektivitas dan individualitas, subjektifitas dan objektivitas, dan inklusivitas dan marjinalisasi. Artikel ini menunjukan bahwa ldquo;mompreneurs yang sukses rdquo; adalah mereka yang berhasil memediasi dua dikotomi, bukan hanya antara domain pekerjaan dan rumah. Hasil negosiasi ini tidak hanya menunjukkan kompleksitas dari fenomena mompreneurship, namun juga tendensi fenomena ini untuk memarjinalkan beberapa kelompok. Keywords:mompreneurship, postfeminisme, ambiguitas, dikotomi.
Mompreneurship is an emerging phenomenon in which a mother balances both her mothering responsibilities, while maintaining a business. With its constant negotiation of both public and domestic, this phenomenon is celebrated as the manifestation of female agency. This undergraduate thesis explores the construction of mompreneurship in social media, namely Instagram and focuses on the community Mompreneurs Middle East. This study sees how the community incorporates values that are aligned postfeminist sensibilities in their post, such as, autonomy, empowerment, and new femininities. It is later found that, within those values, there are ambiguities presented in the posts in the form of dichotomies, such as West and East, collectivity and individuality, subjectivity and objectivity, and inclusivity and marginalization. This study argues that the discourse constructed by Mompreneurs Middle East through their Instagram account produces the notion that ldquo successful mompreneurshp rdquo is attained by the act of reworking and mediating dichotomies, not only in the domain of work and home, but also other dichotomies as mentioned. This negotiation shows an attempt to present a more complex understanding of mompreneurship, which also shows a marginalization of certain groups of people. Keywords mompreneurship postfeminism ambiguity dichotomy.