Naskah ini merupakan ringkasan dari suatu naskah yang diperoleh Dr. H. Kraemer dan J. van de Weg di Juntikulon Cirebon. RIngkasan teks ini dikerjakan oleh Mandrasastra pada bulan Agustus 1934 di Yogyakarta (h.i). Tidak ditemukan keterangan tentang keberadaan naskah induk tersebut.
Teks yang diberi judul Suluk Seh Sarip tuwin Darmagandhul ini, diawali dengan kisah Seh Jumb di Bagdad yang mengajarkan kepada para muridnya mengenai kesempurnaan hidup, dilanjutkan dengan pengembaraan Pangeran Santang bersama tujuh orang istrinya ke Pulau Jawa. Seh Sarip salah seorang putra raja Bagdad, mengembara dan berguru pada berbagai syeikh, bertanya tentang asal mula ruh, arwah, dan hancurnya jasad, hingga Seh Sarip berguru pada Sunan Ampel Gading. Teks ini diakhiri dengan suatu kisah yang mirip dengan teks Darmagandhul (lihat pupuh 15-19), menceritakan perjalanan Sunan Bonang yang menyebarkan agama Islam, dan Sultan Demak yang mengalahkan Majapahit. Diceritakan pula tentang raja Majapahit yang masuk Islam atas ajakan Sunan Kalijaga.
Keterangan mengenai nama Sarip, atau dikenal dengan Sarip Idayat dapat dijumpai di Pigeaud 1970:250 yang menerangkan bahwa beliau adalah anak dari Rara Santang. Dalam MSB/S.146 juga disinggung mengenai tokoh bernama Seh Sarip. Namun apakah teks ini ada hubungan dengan keterangan mengenai Sarip Idayat, perlu penelitian lebih lanjut.[11]