UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Beberapa aspek pengembangan ekspor dan pengelolaan perolehan PT Iglas (Persero)

Hermojo Phaptosoegondho; Said A. Bawazer, supervisor (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992)

 Abstrak

Ringkasan Eksekutif
PT. Iglas (Persero) sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara dibawah pembinaan Departemen Perindustrian sebagai departemen teknis dan dikelompokkan kedalam jajaran Direktorat Jendral Aneka Industri, sejak akhir tahun 1986 telah merintis usaha-usaha memasarkan produkiiya kepasaran ekspor. Usaha-usaha tersebut ditunjang oleh kebijaksaan devaluasi nilai mata-uang Rupiah oleh Pemerrntah pada bulan September 1986 yang berdampak positif atas harga harga komoditi ekspor non-migas Indonesia, Oleh karena harga-harga produk manufakturing untuk tujuan ekspor makin kompetitif dipasaran internasional, sejak tahun 1987 ekspor produk P.T. Iglas telah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan jumlah negara tujuan ekspor yang makin berkembang pula.
Dipandang dari segi finansial Perusahaan, peningkaan penerimaan devisa dan ekspor telah membantu memperkuat posisi likuiditas perusahaan. Posisi keuangan yang makin membaik selain diakibatkan oleh bertambahnya nilai penju alan, juga disebabkan oleh tingkat perolehan laba bersih. Hal ini juga disebabkan makin membaiknya penagihan piutang (?collection of debt?) keberhasilan ma najemen didalam menekan persediaan bahan-baku, suku-cadang, alat-alat pabrik dan persediaan barang-jadi, sehingga sejak tahun 1987 sampai pada laporan Kantor Akuntan Negara terakhir pada tahun 1990 Kinerja Tahunan P.T. Iglas telah memperoleh penilaian dan Departemen Keuangan yaitu penilaian tingkat kesehatan keuangan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 740/KMK.OO/1989 tanggal 28 Juni 1989, dan termasuk dalam kategori sebagai perusahaan yang "Sehat Sekali".
Perolehan devisa Perusahaan sebagai hasil ekspor produknya, telah berhasil ditingkatkan lebih dan 30 kali selama jangka waktu 4 tahun, yaitu pada tahun 1986 diperoleh valuta asing sebesar USD 201,810.00 dan pada tahun 1990 mencapai nilai USD 6,128,840.00. Didalam tonase dan 948 ton menjadi 16,359 ton at.au meningkat sthesar lebih dari 17 kali.
Liputan negara-negara tujuan ekspor (yang merupakan pasar ekspor produk-produk P.T. ¡glas) semula hanya pada 2 negara di Timur Tengah melalui pedagang perantara dari Singapura. Namun pada tahun 1990 telah berhasil diliput lebih dari 20 negara tujuan mulai dari Fiji kepulauan Pacific, Asia Timur, Asean, Asia Barat, Afrika Timur dan Timur Tengah. Dengan langganan setempat pada umumnya telah diadakan hubungan dan negosiasi secara langsung tanpa melalui perantara kecuali untuk negara-negara Reunion, Mauritius, Madagaskar, Saudi Arabia, Oman, Bahrain, Abu Dhabi dan Kuwait.
Masalah yang akan dibahas dalam karya akhir ini adalah aspek pengem bangan usaha-usaha ekspor dan pemanfaatan atau penggunaan antara dana yang diperoleh dan kegiatan ekspor, dengan kewajiban pembiayaan kegiatan opera sional perusahaan berupa penyediaan dana untuk impor atas bahan-baku (soda ash), bahan penolong (chemicals), suku-cadang, dan cetakan (moulds).
Selama kurun waktu perolehan devisa sejak tahun 1986 - 1991 pemanfaa tannya adalah dengan cara menyeimbangkan atau menyesuaikan antara pendapa tan dan hasil ekspor dengan kewajiban membuka ataupun melunasi "Letter of Credit" atas impor dan bahan-bahan yang disebutkan diatas. Dengan kata lain Biro Keuangan (Treasury) dari waktu ke waktu selalu melakukan "matching" antara pendapatan dan kewajiban dari valuta asing Dalam hal diperoleh kelebihan dana, maka valuta asing yang tersisa dicairkan kedalam mata uang Rupiah untuk pembiayaan operasional perusahaan atau untuk disimpan didalam bentuk deposito berjangka.
Mengingat prospek ekspor produk perusahan dalam jangka waktu 5 - 10 tahun mendatang memberikan gambaran yang cerah, maka dapat diperkirakan bahwa perolehan valuta asing pull akan makin besar, sehingga penulis berpenda pat, bahwa cara atau metode pembelanjaan dan valuta asing yang diperoleh perlu dan dapat ditingkatkan sehingga memberikan manfaat dan keuntungan bagi peru sahaan. Untuk itu maka Perusahaan memerlukan 3 kebijakan pengelolaan valuta asing, yaitu:
1. Memberikan perlindungan/pengamanan terhadap gejolak fluktuasi nilai-tukar
2. Memanfaatkan tingkat bunga simpanan pada bank-bank didalam negeri.
3. Menekan suatu kombinasi yang optimal antara perolehan ekspor dan kewaji ban impor dengan melaksanakan ?foreign exchange hedging?.
Ketiga kebijaksanaan tersebut dapat dilaksanakan dengan sangat mudah, mengingat tersedianya berbagai fasilitas perbanican dan fasilitas lembaga-lembaga keuangan non-bank, demikian juga dengan tersedianya seperangkat produk produk perbankan.

 File Digital: 1

Shelf
 T5371-Hermojo Praptosoegondho.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T5371
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 74 pages : illustration ; 23 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T5371 15-17-309666605 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20450775
Cover