ABSTRAKSkripsi ini memuat kajian tentang perkembangan tata kota Bengkulu, kota di Pantai Barat Sumatera yang pernah dipimpin oleh dua pemerintahan kolonial yang berbeda, Inggris dan Belanda. Tujuannya untuk melihat perkembangan penataan Kota Bengkulu sepanjang abad ke-18 s/d ke-20 dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saya yang mempengaruhinya. Analisis yang digunakan adalah analisis kontekstual yang melihat hubungan tiap bangunan dan juga lingkungan alam sekitarnya. Data yang digunakan adalah bangunan-bangunan dari abad ke-18 s/d ke-20 yang berjumlah 36 bangunan. Hasil penelitian mengindikasikan terdapat perubahan lokasi pusat kota pada masa pemerintahan Inggris dan pada masa pemerintahan Belanda. Selain itu terdapat pula perubahan fungsi kota, dimana Bengkulu yang ketika dibangun Inggris berfungsi sebagai kota pusat perdagangan, sedangkan pada masa Belanda Kota Bengkulu berfungsi sebagai kota administrasi. Selain itu, terdapat pula tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan Kota Bengkulu masa kolonial, yaitu pertambahan jumlah penduduk, penguasaan terhadap lingkungan, dan perkembangan kebijakan ekonomi dan politik.
ABSTRACTBengkulu is a city in west coast of Sumatera that was governed by two different colonial goverments, i.e. The British and The Dutch. The purpose of this thesis is to understand the development of urban planning in Bengkulu City and to interpret the supporting factor of the city development. Contextual and natural environment analysist are applied in this research. Furthermore, 36 colonial buildings in Bengkulu City are used as the source of data. The research resulting an indication that there is a change of city center in colonial era. In The British colonial era, the center of Bengkulu city was around the port and Fort Marlborough, while under The Dutch government, city center was moved around the plaza. Moreover, there is also an indication of change in city function. Under The period of British government, Bengkulu City was concentrated as a trading city, while under The period of Dutch colonal rule, Bengkulu was functioned as an administrative city. Furthermore, there are three supporting factors of the growth of Bengkulu City, which are increase of population, human ability to control the environment, and the development of economic and political policy.