ABSTRAKGas bumi merupakan bahan bakar dengan keunggulan kompetitif
yang tinggi. Sebagai produk utama PGN, gas bumi dilengkapi dengan
diferensiasi pelayanan, yaitu : service burner pelanggan secara
cuma?cuma dan penagihan rekening di tempat pelanggan. Hal inilah
yang menempatkan PGN pada posisi seller market, dengan waiting
list calon pelanggan yang makin menumpuk. Bantuan Bank Dunia
sangat besar artinya bagi perkembangan usaha PGN. Rencana
pembangunan pipa Trans Sumatera ? Jawa serta pengembangan dari
Duri ke Batam dan kemungkinannya ke Singapore yang diperkirakan
memakan biaya di atas Rp.1,- triliun, telah mendapat lampu hijau
dari berbagai pihak. Tidak mustahil obsesi PGN untuk menjadi
distributor gas terbesar di negeri ini dapat terwujud.
Di pihak Pertamina sebagai pemasok sedang melakukan
pengembangan pengilangan yang membutuhkan dana tidak sedikit,
sehingga subsidi harga ke BUMN mulai dikurangi. Mengingat
keuntungan PGN sebagian besar disebabkan oleh marjin yang tinggi,
yang mana hal tersebut akan menjadi berkurang, maka PGN harus
melakukan strategi overall cost leadership. Ancaman lain adalah
peminat dari swasta untuk masuk ke bisnis serupa. Dengan
economies of scale yang dimiliki PGN, diferensiasi service dan
dilayaninya kota-kota industri yang strategis oleh PGN serta
informasi pemasaran yang cukup bagus (form CCI), maka PGN cukup
memiliki kekuatan. Sebagai challenger di pasar bahan bakar
Indonesia, gas bumi menantang minyak yang hampir habis
cadangannya. Sementara itu batu bara yang cadanganflyd tertiflggi
di Indonesia merupakan substitusi bahan baku bagi PGN. Dengan
demikian kondisi tersebut sangat mendukung Market Development
Strategy, terlebih lagi didukung umur ekonomi pipa yang relatif
panjang.