Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan media informasi strategis karena jangkauan siarannya sampai ke wilayah perbatasan dengan negara tetangga. Namun banyak persoalan yang timbul di wilayah perbatasan ini di antaranya soal kedaulatan, keamanan, serta kekhawatiran lunturnya rasa nasionalisme masyarakat yang berdampak pada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). RRI diharapkan menjadi ujung tombak penyebaran informasi yang dapat mengatasi persoalan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang strategi programming RRI Jayapura dan RRI Merauke dalam penguatan NKRI di wilayah perbatasan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap informan seperti kepala stasiun RRI, pemerhati perbatasan dan KPID. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa RRI Jayapura dan RRI Merauke dalam menjalankan strategi programing berupaya menyusun program siaran yang disesuaikan (compability) dengan kebutuhan masyarakat di wilayah perbatasan. Keduanya juga berupaya membangun kebiasaan (habit formation) pendengar bahwa ada program acara tentang nasionalisme yang bisa didengarkan pada waktu-waktu tertentu. RRI juga masih menjadi sumber informasi terpercaya masyarakat, sehingga untuk memaksilkan jumlah pendengar (control of audience flow) tidak sulit dilakukan. Ketersediaan materi dan sumber daya lainnya (conservation of program resources) juga tetap menjadi bagian yang diperhitungkan keduanya. Termasuk mengemas program acara yang menarik serta mengakomodir minat (bredth of appeal) pendengar.