ABSTRAKInvestasi pada sektor manufaktur merupakan keputusan
jangka panjang. Ketidakpastian dapat timbul pada masa transisi
oleh karena situasi persaingan yang mungkin semakin berubah-
ubah. Pada saat ini tekstil dan produk tekstil (TPT) merupakan
produk ekspor penting Indonesia. Tekstil merupakan barang
ekspor non migas kedua setelah kayu lapis. Pakaian jadi
(garment) merupakan bagaian terbesar dari produk tersebut. Hal
ini meniinbulkan pertanyaan : bagaimanakah daya saing produk
tekstil Indonesia inenghadapi situasi persaingan yang
berubah .. ??
Dalam rangka menjawab pertanyaan ini, kita memerlukan
analisis ekonomi untuk melihat. apakah kita inemiliki suinber
daya ekonomi (tanah, tenaga kerja dan modal serta teknologi
dan mamajemen) yang mendukung keungulan komparatif Indonesia
di pasar Internasional. Penelitian ini akan menggunakan pengukuran biaya sumber daya domestik (domestic resource cost) .
sebagai pengukuran terhadap daya saing Internasional. Pada
penulisan karya akhir ini yang akan dipakai adalah harga yang
berlaku. Hal ini merupakan keterbatasan yang sulit dihindari
karena sempitnya waktu penelitian. Walaupun demikian penulisan
ini dapat mendekatkan keputusan manajerial derigan teori ekono
mi. Jadi diharapkan penggunaan harga yang berlaku akan mempermudah penerapan keputusan manajerial. Dengan menghitung keunggulan produk pada harga yang berlaku maka yang dihitung adalah
daya saing dinamis produk pakaian jadi Indonesia dilihat dan
segi dinamika usaha.
Seluruh produk yang diteliti menunjukkan daya saing
atau keunggulan komparatif dengan indeks. Hal ini berarti pada
periode penelitian Indonesia memiliki keunggulan komparatif
pada produksi pakaian jadi.
Untuk memperkirakan perubahan daya saing produk tertentu kita perlu membuat beberapa perkiraan tentang perubahan
situasi sebagai dasar untuk menyusun strategi.
Dengan melihat perubahan-perubahan yang terjadi maka
daya saing produk tekstil Indonesia menjelang tahun 2000 akan
turun pada pakaian dengan bahan kapas (kain katun), yang
diakibatkan menurunnya pengadaan pasokan dalam negeri dan
tidak mampunya menggantikan pasokan dari RRC dan Pakistan yang
semakin berkurang dan semakin mahal, terutama dari segi kualitas. Sebaliknya dengan semakin kokohnya indutri perekonomian Indonesia untuk jangka waktu menengah, Indonesia akan mendapat tambahan daya saing pada produk dengan bahan serat sintetis.