Risiko perilaku kekerasan merupakan diagnosa keperawatan yang paling banyak ditemukan di Ruang Akut Rumah Sakit Jiwa Bogor yaitu sebanyak 71,62%, Tujuan penulisan artikel ini untuk menjelaskan mengetahui hasil tindakan keperawatan ners dan ners spesialis pada klien perilaku kekerasan. Tindakan keperawatan ners diberikan pada klien, kelompok dan keluarga, tindakan keperawatan ners spesialis dilakukan dengan pemberian latihan asertif (AT), terapi kognitif perilaku (TKP) dan psikoedukasi keluarga (PEK). Metode yang digunakan yaitu analisis kasus. Analisis dilakukan pada 31 klien perilaku kekerasan. Hasil pemberian tindakan keperawatan menunjukan terjadinya penurunan tanda gejala klien perilaku kekerasan, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi perilaku kekerasan, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan perilaku kekerasan di ruang akut rumah sakit jiwa setelah diberikan tindakan keperawatan ners (klien, kelompok dan keluarga) dan ners spesialis (TKP, AT, dan PEK). Pemberian tindakan ners dan ners spesialis direkomendasikan untuk diterapkan di ruang akut rumah sakit jiwa.
Risk violence is the most nursing diagnose in acute ward mental hospital amount 71,62%. Aims this article is to explain the result or outcome of nursing care and nursing specialist care. Ners action to individual, family and peer, and ners specialist action with assertiveness training (AT), cognitif behavior therapy (CBT) and family psychoeducation (FPE). The method is case study. Analyse in 31 patient with risk violence. The result is show that decrase of sign and symtom violence and increase of ability to control violence and, increase familys ability to care of family number with risk violence in acute ward mental hospital after receiving ners action (client, peer and family) and ners specialist action (CBT, AT, and FPE). Ners action and ners specialist action is recommended to applying on acute ward mental hospital.