ABSTRAKSeiring dengan bertambahnya jumlah mal yang berada di kota Jakarta berdampak pada terjadinya persaingan ketat diantara para pengelola mal dalam hal menarik pengunjung mal, sekaligus menarik perilaku patronasi yang diidamkan oleh para
penyewa ruang ritel di mal tersebut. Sebagai contoh perilaku patronasi tersebut
adalah meluangkan waktu untuk berlama ? lama untuk berada di mal, berbelanja
dalam frekuensi dan jumlah yang besar, berbelanja baik yang direncanakan
ataupun tidak direncanakan. Mal yang dibangun kini tidak hanya terpusat pada
kawasan - kawasan pusat perkantoran ataupun perdagangan. Namun sudah mulai
mendekati pada lokasi hunian sebagai kelengkapan dari pengembang hunian yang
ditawarkan demi memberi akses berbelanja yang mudah bagi para penghuni
kawasan hunian disekitarnya. Dengan mempertimbangkan kondisi nyata tersebut,
maka penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya perbedaan yang
mempengaruhi patronasi mal pada mal yang berlokasi di kawasan residensial
dengan kawasan perkantoran.
ABSTRACTAs the number of malls in Jakarta increases, it indirectly impacts a fierce competition between mall managements to attract mall visitors, while also to
attract patronage behavior desired by the mall retail tenants. For example,
patronage behavior means to spend more time at the mall, planned or unplanned
shopping in a large amount and frequency. Now days, mall are built not only at
the central business district, but also near residential district as a part of package
offered from the residential developers to give residence an easier shopping
access. By considering these real conditions, this research aims to identify
differences that affects patronized mall towards to mall located at residential
district with business district and by seeing the difference between mall locations